Suara.com – Musisi dan aktivis Melanie Subono dikenal sering mengeluarkan suara terhadap ketidakadilan, terutama dalam isu pekerja migran dan perempuan. Ketertarikannya pada hal tersebut membuatnya membuat tato di tubuhnya dengan deklarasi Hak Asasi Perempuan Pertama di dunia.
“Women is born free and remains equal to man in rights,” begitu tulisan yang terpahat di tubuh Melanie. Melanie, cucu dari BJ Habibie, menceritakan makna mendalam di balik tatonya tersebut.
“Ini tulisan merupakan deklarasi Hak Asasi Perempuan Pertama di dunia. Jika tidak salah, berasal dari Prancis tapi saya lupa kota dan tahunnya adalah 1791,” ujarnya dalam wawancara dengan Suara.com.
Baginya, tulisan tersebut menandakan bahwa perempuan dilahirkan dalam kebebasan dan setara dalam hak dengan pria. Ini juga menjadi pengingat penting bagi Melanie, seperti tato-tato lainnya di tubuhnya.
Sebagai perempuan kelahiran Jerman 47 tahun yang lalu, Melanie selalu menggunakan tato-tato di tubuhnya sebagai pengingat dan penguat prinsipnya secara pribadi.
“Kadang-kadang saya membutuhkan pengingat bahwa, kita dilahirkan bebas, kita dilahirkan bebas. Jadi saya membuat tato ini sebagai pengingat bagi saya karena saya bukan orang yang akan mengatakan bahwa saya mencintai standar ibu Kartini, ibu Teresa, bukan seperti itu. Saya butuh seseorang yang memperkuat prinsip saya, dan kata-kata ini sangat prinsipil menurut saya,” tambahnya.
Seperti yang diketahui, sampai saat ini Melanie selalu memegang teguh prinsipnya dengan membela dan mendampingi banyak perempuan, terutama pekerja migran, untuk mencapai keadilan.
Menurutnya, rasa ingin menindak ketidakadilan ini sudah dimilikinya sejak kecil. Berdasarkan cerita dari orangtuanya, Melanie sering bertanya-tanya mengenai hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.