Kabag Umum Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Edi Eko Sasmito, menyatakan bahwa pihaknya harus menyiapkan Rp30 juta untuk mencukupi kebutuhan Syahrul Yasin Limpo (SYL). Hal ini disampaikan saat ia menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementan.
Menurut Edi, setiap bulan ia harus menyiapkan uang sebesar Rp30 juta untuk kebutuhan nonbudgeter SYL. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan SYL yang bersifat non-budgeter, seperti tiket perjalanan dan kebutuhan lainnya yang tidak tercover dalam anggaran resmi.
Selain itu, Edi juga menyebut adanya ‘sharing insidentil’ yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan SYL dengan nominal yang lebih besar. ‘Sharing insidentil’ ini digunakan jika ada permintaan khusus yang membutuhkan dana tambahan.
Dalam sidang tersebut, SYL didakwa menerima gratifikasi senilai Rp44,5 miliar dari ‘patungan’ pejabat eselon I dan 20 persen dari anggaran di masing-masing Sekretariat, Direktorat, dan Badan pada Kementan.
