Gas air mata sering digunakan oleh aparat sebagai alat pengendali massa saat terjadi kerusuhan. Meskipun dianggap efektif untuk membubarkan kerumunan, paparan zat kimia di dalamnya dapat memiliki dampak serius bagi kesehatan. Mulai dari iritasi mata, gangguan pernapasan, hingga efek jangka panjang yang sering tidak disadari, bahaya gas air mata perlu dipahami agar masyarakat lebih waspada ketika terpapar.
Paparan gas air mata dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, mata, maupun kulit akibat zat kimia yang terkandung di dalamnya. Tingkat keparahan reaksi yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi tubuh dan lama terpapar. Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin terjadi setelah terkena gas air mata meliputi gangguan pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
Gangguan kesehatan pada mata akibat paparan gas air mata dapat mencakup luka ringan pada mata, rasa terbakar atau perih, pandangan kabur, hingga kebutaan sementara atau permanen. Sedangkan gangguan pada sistem pernapasan bisa menyebabkan batuk, kesulitan bernapas, hingga risiko gagal napas yang berujung pada kematian. Di sisi lain, gangguan pada kulit bisa menimbulkan reaksi seperti kulit gatal, kemerahan, serta luka melepuh.
Adapun kandungan gas air mata terdiri dari berbagai bahan kimia seperti Chloroacetophenone (CN), Bromobenzylcyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), dan kombinasi bahan kimia lainnya. Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko yang ditimbulkan oleh paparan gas air mata dan menjaga kewaspadaan ketika berada dalam situasi yang berpotensi terpapar gas tersebut.
