Makkah, 30 Mei 2025
Setiap tahunnya, jutaan jemaah dari seluruh dunia memadati Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Menurut data dari Kementerian Agama, per tanggal 29 Mei 2025 lebih dari 189.000 jemaah haji reguler telah tiba di Arab Saudi, serta 15.000 jemaah haji khusus yang telah diberangkatkan dari Tanah Air.
Pada hari ke-28 pelaksanaan haji, pada tanggal 29 Mei 2025, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat bahwa lebih dari 79% jemaah Indonesia berkategori berisiko tinggi, dengan mayoritas dari mereka adalah jemaah Lansia. Banyak dari mereka juga mengalami permasalahan kesehatan sistem muskuloskeletal seperti dislokasi, fraktur/patah, bahkan fraktur dislokasi pada tangan dan kaki.
Risiko cedera dan fraktur sangat meningkat di kalangan jemaah, terutama bagi Lansia yang rentan disertai dengan kondisi pengeroposan tulang atau osteoporosis. Faktor seperti kepadatan massa, kondisi fisik, kelelahan, permukaan tidak rata, serta penggunaan alas kaki yang tidak tepat dapat menjadi penyebab terjadinya cedera dan fraktur.
Dokter Yudha Mathan Sakti menyoroti bahwa jemaah yang mengalami cedera atau nyeri sendi bisa melakukan langkah-langkah sederhana seperti istirahat dan kompres dengan air dingin. Penting untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter Ghulam Iskandarsyah juga menegaskan bahwa jemaah yang lebih muda dan bugar seharusnya membantu menjaga dan melindungi jemaah yang rentan dan Lansia, mencegah terjadinya cedera maupun fraktur pada jemaah.
Dengan persiapan dan kesadaran yang matang, risiko cedera dan fraktur dapat diminimalisir, memungkinkan jemaah untuk menjalankan ibadah dengan lebih tenang, nyaman, dan khusyuk. Kesehatan adalah aset yang tak ternilai dalam menunaikan rukun Islam yang terakhir ini.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Aji Muhawarman, ST, MKM.