KH Zainul Arifin adalah seorang tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Dia terkenal karena jasanya dalam melindungi Presiden Soekarno dari percobaan pembunuhan saat salat Iduladha.
Zainul Arifin Pohan adalah seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat dihormati di era kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal atas kemampuan debat dan pidatonya yang luar biasa. Dia bahkan berhasil menduduki jabatan Ketua Cabang NU dalam waktu singkat setelah bergabung.
Zainul Arifin juga terlibat dalam kepengurusan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan ikut dalam pembentukan pasukan semimiliter Hizbullah. Dia bahkan ditunjuk sebagai panglima pasukan saat Jepang mengizinkan pembentukan laskar-laskar semimiliter.
Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI, Zainul Arifin terpilih sebagai wakil Partai Masyumi di DPRS. Pada tahun 1953, dia menjabat sebagai wakil perdana menteri dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I hingga tahun 1955.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Zainul Arifin ditunjuk sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong untuk membendung kekuatan PKI di Parlemen. Pada 14 Mei 1962, saat salat Iduladha dilaksanakan, Zainul Arifin berhasil melindungi Bung Karno dari percobaan pembunuhan.
Saat sedang khusyuk dalam salat, terdengar suara letusan senjata api. Zainul Arifin berhasil mengalihkan tembakan tersebut dan tertembak sebagai akibatnya. Meskipun terluka parah, Zainul Arifin berhasil melindungi Bung Karno dan selamat dari percobaan pembunuhan tersebut.
Kisah heroik Zainul Arifin dalam melindungi Bung Karno pada saat salat berjamaah menjadi salah satu cerita yang menginspirasi dalam sejarah Indonesia. Tanpa keberaniannya, mungkin sejarah akan berbeda dan Indonesia tidak akan mengenal Soekarno sebagai presiden yang berhasil selamat dari percobaan pembunuhan saat salat Iduladha.