6.2 C
New York

Pakar Sarankan Langkah Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah

Published:

Produksi dalam negeri harus diperkuat guna mengantisipasi dampak konflik di Timur Tengah. Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies sekaligus pakar ekonomi Bhima Yudhistira, penyebab melemahnya kurs rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat bukan hanya karena perang Iran-Israel, tetapi juga karena melemahnya pengaturan impor.

Bhima menyarankan agar pemerintah menekan impor barang pangan dan barang konsumsi untuk mendukung kebijakan menjaga sektor riil dari dampak konflik di Timur Tengah. Langkah yang perlu diambil adalah membatasi impor dan memperkuat produksi dalam negeri.

Pakar ekonomi dari Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal juga menyatakan bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah harus lebih akomodatif dan responsif untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak terpuruk akibat pengaruh global dari konflik di Timur Tengah.

Faisal menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang lebih longgar dan menghindari kebijakan yang menekan konsumsi dan daya beli masyarakat. Dari sisi moneter, pemerintah harus memperhatikan hal-hal yang bisa menghambat sektor riil, terutama tingkat suku bunga.

Pemerintah juga disarankan untuk tidak mengikuti peningkatan tingkat suku bunga The Fed sebagai respons terhadap kondisi geopolitik di Timur Tengah. Sebagai alternatif, pemerintah bisa menggunakan instrumen lain seperti menggelontorkan cadangan devisa untuk mengurangi pelemahan nilai tukar rupiah.

Dengan memperkuat produksi dalam negeri dan mengambil kebijakan fiskal serta moneter yang responsif, diharapkan Indonesia dapat mengantisipasi dampak konflik di Timur Tengah dan menjaga kestabilan ekonomi domestik.

Source link

Related articles

Recent articles