Pernahkah Anda memperhatikan bahwa pasar tradisional di Jakarta seringkali dinamai berdasarkan hari seperti Pasar Senen, Pasar Selasa, hingga Pasar Minggu? Hal ini sebenarnya berasal dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda pada masa lalu yang mengharuskan pasar beroperasi hanya pada hari-hari tertentu dan berpindah-pindah lokasi. Misalnya, Pasar Senen yang merupakan salah satu pasar tertua di Jakarta awalnya hanya boleh beroperasi pada hari Senin. Namun, seiring berjalannya waktu, aturan ini tidak lagi berlaku.
Selain Pasar Senen, ada juga Pasar Selasa yang kini dikenal sebagai Pasar Koja, Pasar Rabu atau Pasar Rebo yang berubah menjadi Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Kamis yang menjadi Pasar Jatinegara, dan Pasar Jumat yang berganti nama menjadi Pasar Lebak Bulus. Semua perubahan nama ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk mitos dan peristiwa sejarah di masa lampau.
Selain itu, terdapat juga Pasar Sabtu yang kini menjadi Tanah Abang, pusat grosir terbesar di Indonesia, dan Pasar Minggu yang tetap mempertahankan nama aslinya meskipun telah beroperasi sehari penuh. Dari kesemua pasar tersebut, mungkin ada yang pernah Anda kunjungi? Selain memberikan pengalaman berbelanja yang unik, pasar-pasar tradisional di Jakarta juga menyimpan sejarah panjang dalam perkembangan kota ini.
Mengapa Tujuh Pasar Dinamakan Berdasarkan Hari? Temukan Jawabannya!
Published:
