Home Berita Keterkaitan Strategis Selat Hormuz dan Pandora di Teluk Persia

Keterkaitan Strategis Selat Hormuz dan Pandora di Teluk Persia

0

Sampe L. Purba, seorang Alumni Doktoral dari Universitas Pertahanan dengan spesialisasi dalam bidang Geostrategi Energi, saat ini menjadi sorotan dalam kaitannya dengan eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang telah mencapai titik kritis. Dalam konteks geopolitik global saat ini, perhatian dunia kembali terfokus pada Selat Hormuz sebagai titik krusial yang memainkan peran penting dalam dinamika politik dan keamanan regional.

Selat Hormuz, yang merupakan muara dari Persian Gulf Sea, merupakan jalur utama bagi ekspor energi dari negara-negara di sekitar Teluk Persia seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, UEA, Bahrain, dan Irak. Dengan lebar sekitar 33 km dan panjang sekitar 154 km, Selat Hormuz sangat vital dalam perdagangan minyak dan gas global.

Dari segi geopolitik, Selat Hormuz merupakan chokepoint yang strategis, di mana sekitar 30% dari perdagangan minyak laut dunia melewati jalur ini setiap harinya. Tidak hanya itu, jalur ini juga menjadi jalur utama bagi ekspor LNG dari Qatar dan energi dari negara-negara lain di sekitarnya.

Dalam konteks hukum internasional, Selat Hormuz diatur oleh ketentuan dari UNCLOS 1982 yang menjadikannya sebagai selat internasional. Hal ini berarti bahwa jalur laut ini harus tetap terbuka untuk transit passage, bahkan di tengah situasi konflik bersenjata.

Dengan demikian, Selat Hormuz tidak hanya menjadi pusat strategis dalam geopolitik regional, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem energi global. Ketergantungan negara-negara di kawasan Teluk Persia dan juga negara-negara pengimpor energi utama seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan menjadikan Selat Hormuz sebagai jalur vital yang tidak boleh terganggu stabilitasnya.

Source link

Exit mobile version