Home Opini Haji: Lebih dari Sekadar Perjalanan Fisik Menuju Tanah Suci

Haji: Lebih dari Sekadar Perjalanan Fisik Menuju Tanah Suci

0

Haji bukan sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi sebuah latihan spiritual, sosial, dan moral yang menyeluruh. Setiap langkah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina bukan hanya ritual rutin, melainkan jejak perenungan yang mendorong pada inti kemanusiaan dan ketakwaan. Para jemaah perlu menjaga kesehatan, akhlak, dan kehormatan diri, karena satu kesalahan kecil bisa mencoreng banyak kebaikan yang telah dibangun.

Di Tanah Suci, setiap jemaah terpilih dan harus menanam rasa syukur yang dalam. Doakan keluarga, saudara, dan bangsa serta gunakan setiap kesempatan suci untuk mendoakan kedamaian dan keberkahan bagi Indonesia. Pesan dari Prof. Dr. Aswadi, seorang Konsultan Bimbingan Ibadah Haji, adalah untuk membersihkan hati sebelum menunaikan rukun, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara ruhani.

Selain itu, aspek teknis seperti niat, pakaian ihram, mandi sunnah, dan larangan tertentu juga perlu diperhatikan. Haji mengajarkan kedisiplinan spiritual dan peningkatan kualitas ibadah. Haji adalah perjalanan yang menuntut kedewasaan dalam ibadah, dengan kemampuan untuk mandiri dan tidak bergantung penuh pada petugas haji. Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah Haji, yang harus dimanfaatkan untuk bermunajat, memohon ampunan, dan memperbaiki diri secara lahir dan batin.

Pulang dari Haji bukan hanya membawa gelar “Haji”, namun juga membawa kesadaran baru akan tanggung jawab sebagai agent perubahan. Haji adalah awal dari jihad sosial dan moral yang lebih besar di tanah air. Diharapkan, para jemaah Haji tahun ini bisa menjadi penggerak nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin dan membawa oleh-oleh keikhlasan, kesabaran, kedisiplinan, dan kepedulian. Semoga Haji tahun ini menjadi momentum kebangkitan moral umat Islam di Indonesia.

Source link

Exit mobile version