16.2 C
New York

Peran Kemandirian Antariksa dalam Sistem Pertahanan Indonesia

Published:

Kemandirian Antariksa: Kunci Penting bagi Indonesia di Era Globalisasi

Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI), Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim memaparkan mengenai pentingnya potensi konflik antariksa dan peran Indonesia dalam tata kelola global. Dia menyoroti bahwa antariksa saat ini menjadi bagian integral dari pertarungan geopolitik global. Sehingga, bagaimana sebenarnya posisi yang dimiliki Indonesia dalam konteks ini?

Menurut Chappy, berdasarkan laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan studi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), lebih dari 30 negara telah memiliki sistem pertahanan berbasis antariksa, bahkan sebagian di antaranya telah melakukan uji coba senjata antisatelit (ASAT). Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian dan kedamaian di ruang antariksa bukanlah hal yang pasti lagi, melainkan menjadi arena yang sarat dengan ancaman yang tidak simetris.

“Sebagai negara yang mengusung prinsip kebebasan aktif, Indonesia perlu berperan aktif dalam mendorong tata kelola antariksa yang bertanggung jawab, damai, dan inklusif,” papar Chappy.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangkaian sebuah diskusi publik yang membahas tema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” yang diinisiasi oleh Center for International Relations Studies (CIReS) LPPSP, FISIP Universitas Indonesia. Chappy memaparkan lebih lanjut bahwa untuk memberikan kontribusi yang signifikan, Indonesia perlu memiliki kapasitas domestik yang terpercaya dan kerjasama internal yang solid.

Chappy juga menekankan bahwa di era di mana orbit satelit menjadi aset paling berharga dan sistem komunikasi bergantung pada infrastruktur luar angkasa, pemahaman terhadap ruang antariksa bukan lagi sebatas masalah ilmiah atau teknologi semata. Ia menegaskan bahwa ruang antariksa merupakan domain strategis semacam dengan udara, laut, dan daratan.

Pentingnya pengelolaan ruang antariksa ini akan berdampak secara langsung pada bidang pertahanan, keamanan, serta kedaulatan nasional Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi strategis di garis katulistiwa memiliki potensi besar untuk menjadi poros kegiatan keantariksaan dunia. Namun, potensi tersebut tidak akan maksimal jika tidak didukung oleh strategi nasional yang kokoh, tata kelola lintas sektor yang terintegrasi, serta lembaga yang kuat.

Tanpa memiliki kemandirian keantariksaan, Indonesia berisiko terjebak dalam ketergantungan terhadap negara lain, baik dari segi data strategis maupun teknologi infrastruktur. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus mengembangkan kapasitas keantariksaan yang mandiri agar dapat mempertahankan kedaulatan dan ketahanan nasional di tengah persaingan global yang semakin kompleks dan tidak terduga.

Di sisi lain, Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama BRIN / Kepala LAPAN 2014-2021, juga menyampaikan proyeksi keantariksaan Indonesia dalam forum internasional. Indonesia disebut sebagai “new emerging space country” dengan potensi kekuatan ekonomi yang diproyeksikan berada di peringkat ke-4 dunia, setelah China, Amerika Serikat, dan India.

Dengan kemajuan teknologi satelit yang pesat, kebutuhan akan satelit terus meningkat. Prof. Thomas meyakinkan bahwa ekonomi antariksa akan terus berkembang dengan pesat, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam industri keantariksaan global. Semoga, dengan kesadaran akan pentingnya kemandirian antariksa, Indonesia dapat terus maju dan berkembang sebagai pemain kunci dalam tata kelola ruang antariksa global.

Sumber: Indonesia Dan Kemandirian Antariksa: Menjawab Tantangan Geopolitik Lewat RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Sumber: Ruang Antariksa Jadi Bagian Persaingan Geopolitik Global, Bagaimana Posisi Indonesia?

Related articles

Recent articles