Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya persiapan Indonesia menghadapi dampak perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, Pratikno menyampaikan bahwa pemerintah akan membentuk Gugus Tugas Nasional AI Terintegrasi untuk menghadapi disrupsi besar yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan.
Menurut Pratikno, keharusan untuk menguasai AI bukan hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi juga menyangkut posisi geopolitik, daya saing ekonomi, dan ketahanan bangsa. Masyarakat Indonesia dihadapkan pada dua gelombang disrupsi besar, yaitu digitalisasi dan kecerdasan buatan, yang jika tidak diantisipasi dapat berdampak pada kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengambilan keputusan.
Dalam rapat tersebut, juga dibahas peluang optimalisasi pemanfaatan kecerdasan buatan dalam berbagai bidang seperti peringatan dini bencana, pengambilan kebijakan berbasis data, kurikulum pembelajaran, layanan kesehatan, dan pertahanan nasional. Meskipun membawa peluang, penggunaan AI juga membawa risiko seperti penyebaran disinformasi dan berbagai dampak sosial dan ekonomi.
Pemerintah akan merumuskan Strategi Nasional Pendidikan dan Pengembangan SDM AI Terintegrasi serta membentuk Gugus Tugas Nasional yang terintegrasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Pratikno menekankan pentingnya Indonesia tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga pengembang teknologi AI yang etis dan berdaulat dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045.