Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, menjadi sorotan setelah munculnya video klarifikasi dari band Sukatani. Banyak yang penasaran dengan latar belakang jenderal polisi bintang dua tersebut. Irjen Ribut baru-baru ini menjadi kontroversial setelah Bambang Rukminto, seorang pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), mendorong Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk memeriksa Kapolda Jateng tersebut. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah band Sukatani asal Purbalingga meminta maaf atas lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar, menyusul dugaan intimidasi yang dialami oleh dua anggota band punk tersebut dari anggota Ditressiber Polda Jateng.
Irjen Ribut, yang dilantik sebagai Kapolda Jateng untuk menggantikan Ahmad Luthfi, memiliki pengalaman luas dalam wilayah hukum Polda Jateng. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kapolres Salatiga (2014), Kapolres Tegal (2015), dan Kapolresta Surakarta (2017). Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996 ini membuatnya menjadi salah satu Irjen termuda yang pernah menjabat sebagai Kapolda. Saat ini, mayoritas Kapolda aktif berasal dari angkatan 1989, 1990, 1991, dan 1993.
Selain Irjen Ribut, ada beberapa lulusan Akpol tahun 1996 yang telah mencapai pangkat Irjen, seperti Jhonny Edison Isir yang menjabat sebagai Kapolda Papua Barat dan Alfred Papare yang menjabat sebagai Kapolda Papua Tengah. Ribut, bersama dengan Jhonny Edison Isir dan Herry Heryawan, yang juga lulusan Akpol tahun 1996, memiliki riwayat pendidikan yang solid dengan melanjutkan pendidikan di PTIK hingga lulus pada tahun 2004 serta menyelesaikan pendidikan di Sespimmen (2010) dan Sespimti (2020).
Dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni, Irjen Ribut telah mengikuti berbagai pelatihan seperti Daspa Lantas (1997), Kibi Elementary (1997), Kibi Advance (1998), dan Assessment Kapolres (2013). Kehadiran Irjen Ribut Hari Wibowo sebagai Kapolda Jateng telah menarik banyak perhatian dan memunculkan beragam spekulasi di tengah masyarakat.