Pemerintah Indonesia terus mempercepat langkah eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs), khususnya kusta dan filariasis, dengan target bebas dari kedua penyakit ini pada 2030. Melalui strategi deteksi dini, pengobatan massal, dan kolaborasi lintas sektor, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengakselerasi berbagai program pengendalian, pencegahan, dan edukasi di wilayah endemis. Menurut Direktur Penyakit Menular, dr. Ina Agustina, Indonesia masih menempati peringkat tiga dunia dalam jumlah kasus baru kusta pada 2023. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, dan Papua mencatat jumlah kasus tertinggi. Upaya eliminasi kusta membutuhkan deteksi dini, pengobatan cepat, Obat Pencegahan Massal (POPM), surveilans aktif, dan edukasi masyarakat.
Filariasis, atau kaki gajah, menjadi tantangan unik bagi Indonesia karena memiliki tiga spesies cacing filaria. Prof. Dr. Taniawati Supali menjelaskan bahwa filariasis adalah penyebab kecacatan terbesar kedua di dunia setelah gangguan jiwa. Strategi eliminasi filariasis mencakup pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM), pengobatan tiga obat (IDA therapy), surveilans ketat, edukasi masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor. Kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan media merupakan kunci untuk mencapai eliminasi kusta dan filariasis. Diperlukan edukasi, pengawasan pengobatan massal, kolaborasi lintas sektor, surveilans aktif, dan inovasi dalam pendekatan eliminasi. Dengan keterlibatan semua pihak, Indonesia diharapkan dapat mencapai target eliminasi kusta dan filariasis lebih cepat, menjadikan Indonesia bebas dari kedua penyakit ini.