Sabtu 29 Juni 2024
RS Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono dengan bangga menyelenggarakan Workshop Indonesia Stroke Care Transformation Initiatives Hands-on Course Series “Microneurosurgery Course for Aneurysm Clipping” Part 1: Basic Approach for Cerebral Aneurysm pada 29-30 Juni 2024. Workshop, yang bertujuan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani aneurisma otak, diselenggarakan secara luring di RS PON Jakarta dan daring melalui platform online.
Peserta luring workshop ini terdiri dari 20 dokter spesialis bedah saraf dari 17 provinsi yang mewakili 20 rumah sakit. Mereka dipilih karena rumah sakit atau daerah asal mereka belum memiliki SDM yang mampu melakukan microsurgical clipping, yakni teknik operasi untuk mengatasi aneurisma otak.
Sementara itu, peserta daring terdiri dari 60 perawat (3 perawat dari setiap RS provinsi), 16 dokter, dan 1.000 peserta lainnya. Peserta daring ini terdiri dari 400 ahli bedah saraf dalam negeri dan 600 ahli bedah saraf internasional.
Dalam sambutannya, Direktur Utama RSPON dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS menyampaikan, kegiatan workshop bedah syaraf ini sejalan dengan transformasi pilar kedua dan kelima dalam agenda transformasi kesehatan.
Adapun, pilar kedua transformasi kesehatan fokus pada peningkatan layanan rujukan, dengan menyatukan 16 provinsi dalam misi yang sama, yakni meningkatkan pelayanan stroke di rumah sakit. Pilar kelima fokus pada peningkatan dan pengembangan SDM Kesehatan.
Melalui workshop ini, Evi berharap agar para tenaga kesehatan dan medis yang terlibat dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dan menerapkan setiap pembelajaran dengan baik. Hasil dari kegiatan workshop ini diharapkan seluruh provinsi di Indonesia mampu menangani pembedahan clipping pada kasus aneurisma otak pada akhir tahun 2024.
“Pelatihan ini dapat meningkatkan program pelatihan bedah saraf lokal, meningkatkan infrastruktur, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah-daerah yang kurang terlayani. Juga, diharapkan setelah rangkaian workshop dan pelatihan ini dapat dilakukan layanan clipping di 20 rumah sakit tersebut dengan mekanisme proctoring,” harapnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang diwakili oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Dr. Yuli Astuti Saripawan, menyampaikan keyakinannya bahwa kegiatan workshop ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Menkes Budi juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan workshop.
“Saat kita memulai perjalanan transformasi, kita melakukan dengan tekad dan keberanian. Action speak louder than words. Ini merupakan kesempatan untuk membuat dampak jangka panjang dalam pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang ada di Indonesia di mata dunia. Sebuah kehormatan yang luar biasa bagi seluruh partisipan, pelatih serta semua pendukung yang sudah memberikan dedikasinya untuk mewujudkan program ini,” imbuhnya.
Pelaksanaan workshop ini merupakan hasil kolaborasi antara Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Barrow Neurological Institute (BNI), Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI), dan Aesculap Academy Indonesia. Tujuan utama workshop untuk meningkatkan kualitas ahli bedah saraf di Indonesia melalui penyediaan bahan pelatihan operasi yang berkualitas tinggi.
Barrow Neurological Institute (BNI) adalah salah satu institusi medis terdepan di dunia yang fokus pada bidang persarafan, bedah saraf, dan penelitian neurosains. BNI memiliki pengalaman luas dalam memberikan pelayanan pasien, pendidikan, dan memajukan ilmu pengetahuan di bidang neurosains, dengan pusatnya di Phoenix, Arizona.
BNI telah diakui sebagai salah satu pusat perawatan neurologi dan penelitian terdepan di dunia. Kini, BNI menjalin kerja sama dengan RSPON untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan perawatan neurologi di Indonesia.
Kegiatan workshop ini menghadirkan pakar bedah saraf, ilmuwan, insinyur, dan ahli dari Barrow Innovation Center, termasuk Arnau Benet, MD., PhD. Dr. Benet memiliki pengalaman selama satu dekade dalam bidang anatomi bedah saraf dengan kualitas tinggi dan akan membagikan keahliannya dalam penggunaan model kepala manusia 3D yang dicetak (3D-printed model). Model-model ini akan didistribusikan kepada komunitas bedah saraf di Indonesia.
Selain Dr. Benet, workshop ini juga akan menghadirkan pembicara lain, seperti Prof. Dr. dr. Joni Wahyuhadi, Sp.BS, Subsp.N-Onk(K)., MARS, dan Rokuya Tanikawa, MD.,IFAANS.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid