Masih sedikit orang yang menjadikan menyikat gigi dua kali sehari secara benar sebagai kebiasaan. Ukuran sikat dan cara menyikat gigi juga penting.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa baru 2,8 persen responden berusia di atas tiga tahun yang sudah menyikat gigi secara benar, yakni minimal dua kali sehari, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Persentase di beberapa provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan kurang dari jumlah tersebut.
Hal ini, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara menyikat gigi yang benar dan belum menjadikannya sebagai kebiasaan.
Dokter gigi Suci Meighitine Thohir, yang berpraktik di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Villa Pertiwi Depok, Jawa Barat, menyebut salah satu yang belum dipahami masyarakat tentang menyikat gigi adalah waktu yang tepat. Sikat gigi memang disarankan dilakukan minimal dua kali dalam sehari tapi dilakukan bukan ketika bangun tidur dan saat mandi sore. “Menyikat gigi itu setelah sarapan dan sebelum tidur. Minimal itu. Yang dianjurkan itu sikat gigi dua kali dalam sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Jadi, kalau mandi sore tidak sikat gigi, ya, tidak apa-apa, tapi dianjurkan untuk menyikat gigi sebelum tidur,” kata Suci kepada Mediakom pada 22 Februari 2024.
Masalah lain adalah ukuran sikat yang digunakan. Eva menceritakan pengalamannya ketika melakukan studi banding ke Jepang. Di Negeri Sakura ukuran sikat giginya lebih kecil sehingga dapat menjangkau bagian gigi paling belakang. Untuk membangun kesadaran sikat gigi yang benar, selain melakukan kampanye melalui berbagai saluran informasi, Kementerian Kesehatan juga memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan.
“Pelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Kemudian kami juga memberikan konsultasi dan edukasi kepada orang tua untuk membudayakan menyikat gigi secara benar di rumah. Kemenkes juga bekerja sama dengan organisasi profesi dan multisektor untuk membudayakan menyikat gigi yang baik dan benar,” ujar Eva kepada Mediakom pada 21 Februari 2024.
Melakukan sikat gigi dengan benar dan tepat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh karena salah satu saluran masuknya kuman penyakit dan virus adalah melalui mulut. Menyikat gigi dengan benar dapat mencegah dari berbagai penyakit.
Anak-anak, menurut Suci, seharusnya sudah dikenalkan penggunaan sikat gigi sejak ia pertama memiliki gigi meskipun saat itu masih orang tuanya yang menyikat giginya. Hal ini agar menjadi kebiasaan ketika anak tumbuh besar. Selain menjadikan menggosok gigi dengan benar sebagai kebiasaan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pilihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Di antara makanan yang perlu dikurangi konsumsinya demi kesehatan gigi adalah makanan yang tinggi gula dan makanan yang lengket seperti permen dan cokelat karena sulit dibersihkan. Selain itu, makanan yang berasal dari tepung seperti biskuit juga sebaiknya dikurangi karena bisa menyebabkan karies atau gigi berlubang pada anak-anak. “Biasanya kita mengira penyebab anak-anak sakit gigi adalah permen, padahal biskuit itu yang lebih menyebabkan karies lebih parah karena mengandung karbohidrat dan tinggi gula,” ujar Suci.
Cara mengunyah yang benar juga perlu diketahui. Suci menyarankan orang untuk mengunyah menggunakan dua sisi mulut. Jika tidak bisa dilakukan dalam sekali mengunyah di dua sisi, maka dapat dilakukan secara bergantian.
Fungsi mengunyah secara bergantian ini salah satunya adalah untuk mencegah munculnya karang gigi. Suci menjelaskan, biasanya akan banyak timbul karang gigi di sisi gigi yang jarang digunakan untuk mengunyah karena ketika mengunyah akan ada cairan gusi keluar dari celah-celah gigi dan gusi yang berfungsi untuk membersihkan di seputar area gigi tersebut. “Nah, yang tidak dipakai, tidak ada self cleansing, jadi dia lebih rentan tersangkut sisa-sisa makanan yang lama-lama mengeras dan jadi kalkulus.”
“Saya pesankan kepada masyarakat untuk biasakan menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi sehari minimal dua kali dengan teknik dan waktu yang benar,” kata Eva Susanti.
Tip Menyikat Gigi yang Benar
Pilih sikat gigi yang sesuai. Disarankan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang cukup kecil untuk mencapai semua area di dalam mulut dengan mudah.
Disarankan untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride karena berfungsi untuk membantu melindungi gigi dari kerusakan dan memperkuat email.
Gosok gigi dengan gerakan melingkar, yakni dengan meletakkan sikat gigi pada sudut 45 derajat terhadap garis gusi. Gunakan gerakan kecil melingkar untuk menyikat gigi secara perlahan-lahan. Pastikan untuk menyikat semua permukaan gigi, termasuk bagian belakang gigi dan area di sekitar gusi.
Sikat dengan menggunakan tekanan yang cukup agar membersihkan gigi tanpa merasa sakit atau merusak gusi. Tekanan berlebih dapat menyebabkan kerusakan pada email dan iritasi gusi.
Sikat dengan perlahan. Jangan terlalu cepat.
Luangkan waktu yang cukup untuk membersihkan setiap gigi dengan seksama.
Disarankan untuk menyikat gigi selama minimal dua menit setiap kali.
Jangan lupa menyikat lidah dan gusi dengan lembut untuk menghilangkan bakteri dan membantu menjaga napas tetap segar.
Setelah menyikat gigi, bilas mulut dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa pasta gigi dan plak yang terlepas dari gigi.
Penulis: Redaksi Mediakom