Cuka apel kembali menjadi sorotan dan mendapatkan pengakuan yang layak karena beragam khasiatnya untuk kesehatan.
Apakah cuka apel baik untuk Anda konsumsi? Tentu saja. Bahkan sebelum popularitasnya melonjak baru-baru ini, daftar panjang manfaat cuka apel telah terkenal selama berabad-abad.
Cuka apel telah dikonsumsi sejak 5000 SM. Secara historis, cuka ini digunakan untuk berbagai tujuan berbeda, misalnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan pada zaman Yunani kuno, Hippocrates mencampurnya dengan sedikit madu untuk mengobati batuk dan pilek. Pada abad ke-17, orang Eropa mulai menggunakan cuka sebagai obat. Mereka mengolahnya menjadi sirup dan antiseptik, serta obat kumur untuk membunuh kuman.
Saat ini, cuka apel kembali menjadi sorotan dan mendapatkan pengakuan yang layak karena beragam khasiatnya untuk kesehatan. Tidak hanya dapat digunakan sebagai obat alami untuk mengobati berbagai penyakit, cuka apel juga dapat ditambahkan ke dalam salad, bumbu, atau sebagai pembersih dan disinfektan rumah tangga alami yang efektif.
Cuka apel adalah hasil fermentasi sari apel menggunakan ragi dan bakteri baik, yang mengubah gula menjadi alkohol, lalu menghasilkan asam asetat dan senyawa bioaktif lainnya. Proses ini membentuk probiotik dan enzim yang baik untuk kesehatan karena kandungan gulanya jauh lebih sedikit dan kalorinya lebih rendah daripada sari apel atau jus apel. Cuka apel menyumbang banyak manfaat kesehatan, antara lain:
Mengatur Kadar Gula Darah
Hasil penelitian Gheflati A. dkk. dalam Clinical Nutrition ESPEN (2019) menyatakan konsumsi cuka apel dapat menurunkan indeks glikemik dan stres oksidatif pada individu dengan diabetes dan dislipidemia. Cuka apel juga dapat menstabilkan tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh. Hasil studi oleh Johnston, dkk. (2004) di Diabetes Care juga menunjukkan konsumsi cuka membantu meningkatkan sensitivitas insulin secara signifikan hingga 34 persen pada penderita diabetes tipe 2 atau resistensi insulin.
Menurunkan Berat Badan
Para ahli kebugaran dan pakar kesehatan mulai menaruh perhatian lebih pada cuka apel dan merekomendasikan diet cuka apel untuk menurunkan berat badan. Dalam Bioscience and Biotechnology Biochemistry, penelitian oleh Kondo, dkk. (2009) menunjukkan hanya dengan mengonsumsi dua sendok makan cuka apel per hari selama 12 minggu berat badan turun hampir 1,8 kg tanpa modifikasi diet atau gaya hidup.
Menurunkan Kolesterol dan Menjaga Kesehatan Jantung
Kesehatan jantung menjaga kadar kolesterol darah tetap rendah. Kolesterol adalah lemak yang dapat menumpuk hingga menyebabkan arteri menyempit dan mengeras. Kadar kolesterol yang tinggi tentu akan membebani jantung Anda, memaksanya memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga meningkatkan tekanan darah. Asupan cuka apel dapat menurunkan glukosa, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL-C), dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL-C). Hal ini dibuktikan oleh penelitian Hadi, dkk. (2021) dalam BMC Complementary Medicine and Therapies.
Menjaga Kesehatan Kulit
Cuka apel terbukti dapat mengobati jerawat dan menyamarkan jaringan parut. Berdasarkan hasil penelitian Wang, dkk. (2014) dalam Applied Microbiology and Biotechnology cuka apel mengandung komponen spesifik seperti asam asetat, asam laktat, asam suksinat, dan asam sitrat hasil metabolit sekunder mikrobioma yang terkandung di dalamnya, yang terbukti menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes, bakteri penyebab timbulnya jerawat.
Memiliki Aktivitas Antimikroba dan Antijamur untuk Perawatan Gigi
Menurut Yagnik, dkk. (2018) dalam Scientific Reports, cuka apel memiliki potensi antimikroba, dengan implikasi terapeutik klinis, terhadap Enterococcus faecalis, Streptococcus mutans, dan Lactobacillus casei dan dapat menjadi disinfektan pulpa gigi, alternatif selain natrium hipoklorit. Cuka apel dapat digunakan dengan aman untuk terapi pulpa gigi anak-anak dan manajemen karies (Chandraseharan, dkk. dalam Journal of Contemporary Dental Practice, 2023).
Meredakan Gejala Refluks Asam Lambung (GERD)
Konsumsi cuka apel dapat membantu mencegah aliran balik asam lambung. Hal ini didukung oleh penelitian Brown, dkk. (2015) dalam Journal of Dietary Supplements, pada produk permen karet yang mengandung kombinasi kalsium karbonat, dengan campuran ekstrak licorice, papain, dan cuka apel yang dapat meringankan gejala GERD setelah mengonsumsi makanan yang bersifat refluks.
Cara Membuat Cuka Apel
Anda tentu penasaran bagaimana cara membuat cuka apel. Mengutip artikel yang ditulis oleh Luke Smith dan diulas oleh Marrow Private Chefs, berikut ini cara membuat cuka apel:
Sediakan apel pilihan. Jika Anda memilih untuk tidak menggunakan ragi dan gula, gunakan varietas apel yang manis seperti apel Fuji dan tumbuk potongan apel sebelum Anda menambahkannya ke stoples.
Potong 4-5 buah apel yang sudah bersih berukuran sekitar 1-2 inci (2,5-5,1 cm). Sebagai alternatif, simpanlah sisa biji dan kulit apel selama beberapa hari untuk membuat cuka apel dari 1-1,5 cangkir (sekitar 120-180 g) sisa apel.
Tambahkan apel ke stoples kaca berukuran 64 oz (2 l) yang sudah disterilkan, lalu tuangkan air dingin. Gunakan air yang telah disaring dan bebas dari kotoran. Pastikan air menutupi bagian atas potongan apel.
Sebagai pilihan, gunakan 2 sdm (0,5 ons) gula untuk setiap 1,5 cangkir (180 g) potongan apel, dan tambahkan ragi sesuai dengan petunjuk pada kemasan. Gula dan ragi akan mempercepat fermentasi, direkomendasikan tetapi tidak sepenuhnya diperlukan dalam prosesnya.
Tutup stoples dengan cain katun tipis yang diikat di sekitar mulut stoples dengan karet gelang. Saat fermentasi berlangsung, campuran bahan tersebut harus tetap ‘bernapas’.
Letakkan stoples di tempat yang aman, hangat, dan gelap selama 3-4 minggu dan aduk sekali sehari. Jauhkan stoples dari sinar matahari langsung. Suhu ruangan penyimpanan sekitar 60-80 °F (16-27 °C).
Jika isi stoples sudah memiliki aroma menyengat, saring cairan dengan penyaring kopi. Buang sisa padatannya. Buang buih yang terbentuk di atas stoples. Cicipi sari apel beberapa hari sekali. Carilah rasa manis, tetapi tajam.
Kembalikan cairan ke stoples fermentasi dan diamkan selama 2 minggu. Buka beberapa hari sekali dan aduk. Selama penyimpanan, Anda akan melihat induk cuka, yaitu lapisan padat yang terbentuk di permukaan.
Setelah 2 minggu, cuka apel Anda sudah jadi! Saring induk cuka dan tuang cuka ke stoples yang sudah disterilkan. Tutup rapat, simpan di lemari es. Cuka apel dapat bertahan hingga 1 tahun.
Nah, saatnya Anda mencobanya di rumah! Ingatlah untuk selalu mengencerkan cuka apel dalam air, gunakan secukupnya pada makanan, dan padukan dengan diet bergizi dan gaya hidup sehat untuk memaksimalkan manfaatnya.
Penulis: Redaksi Mediakom