Sebuah tim ilmuwan China telah berhasil menyelesaikan profil genetik Kaisar Wu, seorang kaisar etnis minoritas China kuno melalui analisis genom.
Kaisar Wu dari Dinasti Zhou Utara (557-581) yang dipimpin oleh kelompok etnis Xianbei, juga dikenal sebagai Yuwen Yong, adalah seorang pemimpin ambisius yang meninggal pada usia 36 tahun. Ia berasal dari kelompok etnis nomaden Xianbei, dengan asal-usul dari Dataran Tinggi Mongolia.
Tengkorak dan tulang belulangnya ditemukan dalam ekskavasi yang dilakukan pada 1994 dan 1995 di situs makamnya.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Wen Shaoqing dari Institut Ilmu Arkeologi Universitas Fudan menghabiskan enam tahun untuk mempelajari DNA yang ditemukan di jasadnya dan berhasil mengungkap ciri-ciri fisik utama sang kaisar, termasuk warna rambut, kulit, dan matanya.
Wajah yang telah direkonstruksi menunjukkan bahwa Yuwen Yong memiliki rambut hitam, kulit kuning, dan mata cokelat, menunjukkan bahwa ia memiliki tampilan tipikal dari timur atau timur laut Asia. Hal ini berbeda dengan ekspektasi beberapa orang tentang penampilan masyarakat kelompok etnis Xianbei.
Wen mengatakan, “Banyak orang percaya bahwa kaisar tersebut memiliki penampilan yang eksotis, tetapi hasilnya jauh berbeda. Ia memiliki hubungan genetik yang paling dekat dengan sampel Khitan dan Heishui Mohe kuno serta populasi Daur dan Mongolia modern, tetapi juga memiliki kesamaan dengan para petani Sungai Kuning zaman kuno.”
Penampilan masyarakat kelompok etnis Xianbei telah menjadi topik kontroversial, dengan beberapa catatan sejarah menunjukkan ciri khas masyarakat tersebut, sementara catatan lain menyatakan tidak ada perbedaan dengan masyarakat etnis lain di timur laut Asia.
Makam kaisar tersebut ditemukan pada 1993 di sebuah desa di Kota Xianyang, Provinsi Shaanxi, China barat laut.
Dengan menganalisis data genom Yuwen Yong, tim Wen menemukan bahwa sekitar 61 persen komponen leluhurnya berasal dari masyarakat Asia Timur Laut kuno. Mereka juga menemukan keragaman genetik di antara individu etnis Xianbei kuno di berbagai daerah.
Penelitian juga menemukan bahwa kaisar ini kemungkinan meninggal karena keracunan arsenik kronis akibat penggunaan pelet dalam jangka panjang, yang dipercayai masyarakat kuno untuk mencapai kehidupan abadi.
Studi mengenai Yuwen Yong dianggap penting untuk memahami integrasi etnis dalam sejarah China, terutama integrasi populasi etnis Han yang mayoritas dan kelompok etnis nomaden utara.
Upaya penelitian ini dianggap sebagai terobosan dalam studi arkeologi, terutama karena banyaknya bahan penelitian yang tersedia di China.
Wen menyatakan bahwa arkeologi molekuler dapat menghidupkan kembali sejarah, dengan tantangan saat ini adalah mendapatkan data genom berkualitas tinggi dari masyarakat zaman dahulu.