Home Berita Anak-anak Gaza Meratap di Pengungsian Jabalia Setelah Militer Israel Bombardeir; Ayahku Menjadi...

Anak-anak Gaza Meratap di Pengungsian Jabalia Setelah Militer Israel Bombardeir; Ayahku Menjadi Martir

0

Kondisi mengerikan terlihat jelas di kamp pengungsian Jabalia yang berada di Gaza Utara setelah dibombardir Militer Israel usai selesainya gencatan senjata yang dilakukan pemerintah negara Bintang Daud itu dengan kelompok Hamas.

Dalam tayangan video milik Reuters terlihat seorang anak laki-laki yang pakaiannya dipenuhi dengan debu material bangunan, duduk menangis di antara puing-puing gedung yang runtuh akibat serangan Israel.

“Ayahku saya jadi martir,” teriak anak yang terlihat mengenakan sweater hitam-kuning sembari menangis dengan suaranya yang serak seperti dikutip Alarabiya.

Sementara itu dilaporkan, pemboman dari udara juga terjadi di Khan Younis dan Rafah yang berada di selatan Gaza. Bahkan, rumah sakit saat ini alami kesulitan menangani korban luka.

Sejumlah titik di Gaza diketahui telah menjadi sasaran pengemboman Militer Israel. Hal tersebut dikuatkan dengan pernyataan Juru Bicara Pemerintah Israel Eylon Levy.

Eylon mengatakan Militer Israel telah menyerang lebih dari 400 sasaran selama akhir pekan, termasuk serangan udara ekstensif di wilayah Khan Younis.

Selain itu, mereka juga membunuh militan Hamas dan menghancurkan infrastruktur mereka di Beit Lahiya di utara.

Menurut Kementerian Kesehaatan Palestina, ada lebih dari 15.523 orang telah terbunuh dalam hampir dua bulan peperangan yang terjadi di Gaza.

Sebelumnya, Militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk mengevakuasi beberapa daerah di dalam dan sekitar Khan Younis.

Banyak warga yang mulai berkemas, namun mengatakan bahwa daerah yang diperintahkan untuk mereka datangi malah diserang.

Seorang warga Gaza, Nabil Al-Ghandour mengatakan, bersama keluarganya akan meninggalkan Khan Younis menuju Rafah pada Minggu malam.

Hal tersebut terpaksa dilakukannya untuk mencari keselamatan sejak konflik dimulai.

“Kami tidak bisa melihat area aman apa pun,” katanya.

“Tapi kami pindah karena apa yang bisa kami lakukan? Kami punya anak dan sepanjang malam terjadi penembakan.”

Exit mobile version