Salah satu relawan Indonesia di Gaza, Muhammad Husein, akhirnya berhasil dievakuasi bersama keluarganya. Turut serta dalam kesempatan itu adalah sang istri yang telah melahirkan dua buah hati nan tampan untuk aktivis yang akrab disapa Husein Gaza tersebut.
Namun jauh sebelum akhirnya mereka membentuk keluarga di tengah karut-marut Gaza, perjuangan Husein untuk menikahi wanita Palestina tersebut turut menjadi sorotan publik.
Pasalnya seperti dikisahkan Husein di podcast-nya bersama Arie Untung, relawan International Networking for Humanitarian itu menikahi sang istri ketika Palestina dan Israel sedang gencatan senjata.
“15 Agustus (2014) disepakati gencatan senjata kan, dua-duanya berhenti serang-serangan untuk mengevakuasi korban-korban,” ujar Husein menceritakan momen jelang pernikahannya kala itu, dikutip pada Selasa (14/11/2023).
Momen gencatan senjata itu pun dimanfaatkan Husein untuk mengurus pernikahannya di KUA setempat. Namun tentu saja bisa diterka kantor tersebut tutup karena masih dalam situasi perang. Hal ini bahkan membuat Arie Untung dan Fenita Arie ikut terpingkal menanggapi.
“Ya iyalah,” celetuk Fenita.
“Orang KUA-nya (berpikir) ‘Ini bom lho, ini roket’,” timpal Arie.
Beruntung saat itu kepala KUA-nya ternyata kenal dekat dengan Husein sehingga akhirnya permintaan untuk menikah itu dikabulkan.
“Saya telepon, ‘Syekh, gimana ini? Saya sudah bawa berkas’. Dia bilang kan, ‘Tutup!’” kata Husein. “Terus dia bilang apa, ‘Ya udah besok kamu ke rumah saya’. Akhirnya besok saya ke rumah dia, bawa berkas-berkas saya, itu ditandatangani di rumah kepala KUA.”
Lalu pada hari ketiga gencatan senjata, KUA sengaja dibuka sekadar untuk menikahkan Husein. “Itu 17 Agustus 2014, akhirnya di sana kita ijab kabul, alhamdulillah,” bebernya.
Kebahagiaan pasangan suami istri baru tentu terpancar jelas dari wajah keduanya. Namun ada satu tradisi yang berbeda di Gaza, di mana suami belum boleh menggauli istri sekalipun sudah akad nikah. Pasangan suami istri baru boleh tinggal serumah setelah resepsi nikah diselenggarakan.
Namun tradisi itu tidak dipusingkan oleh Husein. Sebab kala itu Husein hanya berpikiran untuk mengajak istrinya makan bersama di sebuah restoran setelah sah menikah.
“Baru ijab kabul tuh, saya ajak makan di suatu restoran. Selesai, DUM! Pecah lagi perang. Agresi lagi lah, berlanjut,” ungkap Husein.
“Akhirnya dia saya pulangkan ke (Gaza) Selatan, jadi kita terpisah lagi selama dua minggu lebih,” sambungnya.