Home Berita Pemerintah Provinsi DKI Maksimalkan Potensi Ekonomi Kreatif Jakarta Melalui Industri MICE

Pemerintah Provinsi DKI Maksimalkan Potensi Ekonomi Kreatif Jakarta Melalui Industri MICE

0

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya mengembangkan potensi ekonomi kreatif yang ada di Ibu Kota. Salah satu bidang yang dimaksimalkan adalah industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jakarta pada 2022 mencapai 938.991 orang. Sektor MICE menjadi salah satu faktor penarik wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan, industri MICE di Jakarta memiliki potensi besar lantaran didukung oleh faktor geografis dan aksesibilitas. Sebab, Jakarta sebagai pusat bisnis terkemuka memiliki letak strategis, berada di tengah Asia Tenggara yang mudah diakses.

“Andhika mengatakan dalam keterangannya yang diterima oleh Suara.com pada Jumat (3/1/2023), aksesibilitas yang baik melalui jalur udara, darat, dan laut menjadi keunggulan kompetitif dalam menarik penyelenggaraan acara MICE,” ujar Andhika.

Jakarta telah memiliki infrastruktur MICE seperti Jakarta Convention Center (JCC), Ancol International Convention Center (AICC), hingga Jakarta International Expo (JIExpo). Fasilitas-fasilitas ini memiliki ruang pertemuan dan pameran yang dapat menampung jumlah peserta yang besar.

Selain infrastruktur, Jakarta juga memiliki hotel-hotel dengan fasilitas MICE berskala internasional, antara lain Shangri-La Jakarta (1.785 meter persegi), Ritz Carlton Kuningan (1.475 meter persegi), Ritz Carlton Pacific Place (3.284 meter persegi), Kempinski Jakarta (1.000 meter persegi), dan Pullman Central Park (2.866 meter persegi).

Ada juga Fairmont (1.200 meter persegi), Sheraton Grand Gandaria (2.183 meter persegi), Raffles (1.396 meter persegi), The Westin (1.177 meter persegi), dan St. Regis (1.396 meter persegi).

Jumlah fasilitas MICE yang dimiliki Jakarta yaitu convention center space seluas 36.000 meter persegi, exhibit space seluas 100.000 meter persegi, ballroom terbesar dengan luas 3.921 meter persegi, special event venues 25 tempat, meeting room sejumlah 1.564 buah, jumlah hotel sebanyak 536 tempat dengan total kamar hotel sejumlah 35.000 buah, restoran sejumlah 6.493 buah, lapangan golf sebanyak 19 tempat, dan pusat perbelanjaan sejumlah 85 tempat.

Keberhasilan kegiatan MICE telah memberikan dampak positif bagi perekonomian. Bahkan, Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) menyatakan, acara MICE di mal-mal di Jakarta dapat meningkatkan pendapatan hingga 30 sampai 40 persen selama periode penyelenggaraan acara.

Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), pada 2023 terdapat 178 jumlah pameran yang akan diselenggarakan di Indonesia dengan rincian 120 pameran internasional dan 58 pameran nasional. Dari jumlah itu, sebanyak 129 pameran akan dilaksanakan di Jakarta, dan 49 pameran akan dilaksanakan di luar Jakarta.

“Estimasi omset transaksi dari seluruh pameran yang akan diselenggarakan tersebut mencapai lebih dari Rp 150 Triliun,” kata Andhika.

Menurutnya, terdapat beberapa sektor potensial yang memiliki pasar potensial untuk pengembangan MICE di Jakarta, yaitu bisnis dan keuangan, teknologi dan inovasi, kesehatan dan medis, energi dan lingkungan, serta industri kreatif.

Disparekraf DKI telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan potensi pengembangan industri MICE. Salah satunya dengan menyusun kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan Standar Operating Procedure (SOP) dalam pengajuan perizinan yang terkait dengan penyelenggaraan acara MICE.

“Seperti izin keramaian, izin usaha, dan perizinan khusus lainnya, perlu dilakukan untuk memastikan kecepatan, transparansi, dan kemudahan berinvestasi dalam industri ini,” ungkap Andhika.

Selain itu, Disparekraf DKI juga melakukan evaluasi terhadap standar keamanan dan keselamatan acara MICE, serta meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan penyelenggara acara, untuk memastikan kelancaran serta keamanan acara.

Lebih lanjut, Andhika bersama jajarannya juga mempersiapkan strategi pemasaran dan promosi yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar MICE di Jakarta. Pihaknya memaksimalkan media sosial, kampanye branding, mendorong partisipasi dalam pameran internasional, kerja sama dengan asosiasi MICE, dan personalisasi layanan.

Tak sampai di situ, Disparekraf DKI juga ikut mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) lewat pengadaan pelatihan yang dilaksanakan Unit Pengelola Pusat Pelatihan Profesi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (UP P4EKRAF).

Disparekraf DKI juga memiliki bidang industri pariwisata yang bertugas melakukan Monitoring dan Evaluasi Industri MICE di Jakarta. Mekanisme monitoring dan evaluasi yang terkait dengan keberhasilan penyelenggaraan acara MICE di Jakarta, termasuk pengukuran dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihasilkan oleh industri MICE dapat dilakukan dengan cara pengukuran dampak ekonomi.

“Pengukuran Dampak Sosial Melakukan evaluasi terhadap dampak sosial yang dihasilkan oleh industri MICE, termasuk pengaruhnya terhadap masyarakat lokal, pengembangan sumber daya manusia, dan promosi budaya lokal,” pungkasnya.

Exit mobile version