Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, mengaku tidak menerima gugatan yang diajukan oleh Badan Hukum PDIP karena video yang diunggahnya mengenai Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ade berpendapat bahwa gugatan tersebut merupakan upaya justifikasi karena perbedaan partai.
Dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Suara.com, Ade menyatakan bahwa tujuan video yang dia unggah adalah untuk menyampaikan edukasi mengenai berita bohong mengenai Megawati. Ia juga menegaskan bahwa perbedaan partai tidak pernah menjadi pertimbangan dalam hal ini.
Ade menjelaskan bahwa video yang diunggahnya berjudul “Benarkah Megawati Ngamuk Karena Kaesang Gabung PSI?” memiliki niat untuk mengedukasi masyarakat. Video tersebut berisi klarifikasi mengenai berita bohong bahwa Megawati marah-marah karena Kaesang Pangarep bergabung dengan PSI. Ade menegaskan bahwa ia tidak pernah menuduh Megawati marah-marah karena Kaesang bergabung dengan PSI, tetapi justru berusaha menunjukkan bahwa itu hanya kabar bohong.
Ade merasa heran ketika mendapat gugatan senilai Rp 200 miliar lebih dari PDIP atas unggahannya tersebut. Ia berpendapat bahwa gugatan tersebut merupakan upaya PDIP untuk memiskinkannya. Ade juga mengungkapkan keheranannya bahwa konten video yang beredar mengenai Megawati marah-marah merupakan berita bohong yang dapat memecah belah bangsa. Ia menegaskan bahwa ia telah menelusuri kebenaran video tersebut sebelum membuat video edukasi, namun malah berujung pada gugatan.
Sebelumnya, Ade Armando telah digugat secara perdata oleh PDIP dengan tuntutan senilai Rp 200 miliar. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Tim BBHAR DPP PDIP, Joehannes Lumban Tobing. PDIP menilai bahwa Ade Armando telah merugikan partai dengan narasinya dalam menerjemahkan video mengenai Megawati. Pihak PDIP bahkan meminta agar seluruh harta dan kekayaan Ade Armando disita apabila ia tidak mampu membayar tuntutan tersebut.
