Suara.com – Sindiran Gus Miftah saat memberikan ceramah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur beberapa hari yang lalu tentang aturan penggunaan speaker masjid sekarang direspons oleh pihak Kementerian Agama.
Dalam ceramahnya, Gus Miftah menyinggung tentang aturan penggunaan toa atau speaker masjid yang diimbau oleh Kemenag dengan alasan kondusivitas. Ia membandingkan aturan tersebut dengan penggunaan speaker organ tunggal dangdut yang sering digunakan masyarakat dalam acara-acara tertentu.
Hal ini membuat Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie menganggap Gus Miftah asal bunyi atau “asbun” karena gagal memahami aturan tersebut.
“Gus Miftah ini terlihat asbun dan gagal memahami surat edaran tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musola,” ungkap Anna dalam pernyataannya pada Senin (11/03/2024).
Anna menyebut Gus Miftah provokatif dan bias dalam menyampaikan ceramah tersebut.
“Sebagai seorang penceramah agar tidak asbun dan provokatif, sebaiknya Gus Miftah mempelajari dan memahami terlebih dahulu isi surat edaran tersebut,” lanjut Anna.
Ia menyesalkan isi ceramah yang disampaikan Gus Miftah seolah menyalahkan Kemenag. Padahal, Gus Miftah juga disebut sebagai lulusan perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama.
Lalu, bagaimana riwayat pendidikan dai bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman ini? Berikut adalah selengkapnya.
Riwayat Pendidikan Gus Miftah
Gus Miftah memiliki nama asli Miftah Maulana Habiburrahman. Ia lahir di Lampung Timur, 5 Agustus 1981. Sejak kecil, Gus Miftah sudah tumbuh dalam lingkungan pesantren.
Ia adalah keturunan ke-9 dari Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur. Dia menjadi santri sejak duduk di bangku SMP.
Setelah lulus SMA, Gus Miftah melanjutkan pendidikannya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Namun, ia memutuskan untuk berhenti kuliah di tahun terakhirnya.
Gus Miftah kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program studi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Dia lulus pada tahun 2023.
Selama kuliah, Gus Miftah aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan Islam. Dia juga aktif berdakwah di kalangan marjinal di sekitar Yogyakarta.
Gus Miftah dikenal sebagai pendakwah yang “unik” karena beberapa kali memberikan ceramah di klub malam atau kafe-kafe pinggiran yang terkait dengan prostitusi. Saat ini, Gus Miftah adalah pemilik dan pengelola Pesantren Ora Aji di Sleman.
Kontributor: Dea Nabila