6.8 C
New York

Adian Napitupulu Menolak Permintaan Presiden Jokowi karena Tidak Merasa Tampan

Published:

Adian Napitupulu Sempat Menolak Permintaan Jokowi agar Tak Pakai Jaket Kulit

Suara.com – Politisi PDIP Adian Napitupulu beberapa waktu lalu sempat mengungkap soal permintaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat ia harus menolak.

Permintaan Jokowi itu ialah agar Adian tidak mengenakan jaket kulit yang selama ini menjadi ciri khasnya. Hal itu diungkap Adian saat jadi bintang tamu di kanal Youtube Zulfan Lindang Unpacking.

Adian terpaksa menolak permintaan Jokowi itu karena merasa dirinya tidak menjadi lebih tampan saat mengenakan pakaian lain seperti batik misalnya.

“Waktu itu presiden meminta saya datang sendirian ke Istana. Setelah mengobrol segala macam, lalu dia bilang, Mas Adian bisa tidak, gak pakai jaket kulit lagi,” kata Adian menirukan permintaan Jokowi seperti dikutip, Selasa (30/1).

Nah permintaan dari Jokowi itu sontak saja membuat Adian menolaknya. Bukan tanpa alasan Adian harus menolak permintaan Jokowi tersebut. “Nah ini persoalan kita bapak Presiden. Saya pernah beli batik, saya pernah beli jas dan dasi. Ketika saya ngaca, saya kecewa. Saya tidak menjadi lebih tampan dari pakaian itu,” jelas Adian dengan percaya diri.

Lebih lanjut, Adian mengatakan bahwa saat kita melihat iklan jas atau dasi begitu keren, namun saat coba kita beli dan dipakai ternyata tidak keren. “Itukan mukul ke dalam yah bang dan itu saya sampaikan ke bapak Presiden” lanjut Adian.

“Jadi maaf bapak presiden, untuk hal ini saya tidak bisa memenuhi permintaan bapak. Lalu dia tawar lagi oke Mas Adian bisas pakai jaket tapi jangan kulit, tidak bisa bapak presiden,” jelas Adian.

Adian Napitupulu memang salah satu politikus yang identik dengan jaket kulit.

Adian lahir di Manado pada tanggal 9 Januari 1971, ia merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther.

Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil di Kejaksaan Republik Indonesia, Ishak pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di sejumlah kota, di antaranya di Kotamobagu, Barabai, dan Kupang.

Saat masih berstatus mahasiswa Universitas Kristen Indonesia, Adian mengambil jurusan hukum, Adian mendaftarkan diri sebagai anggota GMKI, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia pada 1992 dan mendirikan kelompok diskusi ProDeo pada 1994.

Related articles

Recent articles