Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memimpin upaya eliminasi malaria di kawasan Asia Pasifik melalui penyelenggaraan Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria ke-9 yang digelar di Bali. Forum internasional tersebut dihadiri lebih dari 200 peserta dari 23 negara, termasuk pemimpin politik, pakar kesehatan, mitra pembangunan, dan organisasi masyarakat sipil. Tujuan pertemuan ini adalah untuk memperkuat kerja sama lintas sektor dan lintas negara dalam menanggulangi masalah malaria, yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
Dalam pembukaan acara, Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, drg. Murti Utami, MPH, menyatakan bahwa forum ini merupakan kesempatan penting bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk bersatu dan meningkatkan komitmen mereka dalam upaya eliminasi malaria secara menyeluruh. Meskipun sejumlah negara telah mencatat kemajuan signifikan dalam pengendalian malaria, kawasan Asia Pasifik masih dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari jumlah kasus yang tinggi, mobilitas lintas batas, hingga resistensi obat.
Indonesia juga menyoroti pentingnya diplomasi kesehatan dan solidaritas regional sebagai kunci untuk mencapai tujuan eliminasi malaria pada tahun 2030. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas peran aktifnya dalam memerangi malaria, baik di tingkat nasional maupun regional.
Dalam sambutannya, Dr. Tedros menekankan bahwa eliminasi malaria bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dicapai dan bahwa progres signifikan telah tercapai di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik. Namun, tantangan baru yang lebih kompleks, terutama terkait dengan pendanaan kesehatan global, menunjukkan perlunya komitmen politik yang kuat dan kerja sama lintas sektor, negara, dan mitra pembangunan. Melalui kolaborasi yang erat, forum ini diharapkan dapat memperkuat upaya bersama dalam mengatasi masalah malaria di kawasan Asia Pasifik.