Puncak musim hujan telah tiba di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan hujan yang intensitasnya mulai meningkat. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Musim hujan ini diprediksi akan berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2028, dengan fase pertama terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026.
Dampak dari musim hujan yang lebih intensif ini mencakup berbagai hal, seperti potensi terjadinya bencana alam. Banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi bisa terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Kesehatan juga rentan terpengaruh, dengan meningkatnya risiko penyebaran penyakit tertentu seperti DBD, infeksi jamur, dan bakteri akibat lingkungan yang lembab.
Selain itu, sektor pertanian juga dapat terdampak oleh curah hujan yang berlebihan, mengakibatkan gagal tanam atau panen. Dampak terhadap ekonomi juga bisa terasa akibat terganggunya aktivitas bisnis lokal akibat bencana alam. Infrastruktur juga rentan mengalami kerusakan, seperti jalan, jembatan, dan bangunan.
Menjaga kesehatan, kebersihan, dan memantau perkembangan cuaca secara teratur adalah langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi musim hujan yang ekstrem ini. Dengan waspada dan tanggap, masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul selama puncak musim hujan.
