Pemerintah dikecam untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) guna menyelidiki demo anarkis di Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Setelah kerusuhan pada akhir Agustus 2025, muncul desakan untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tersebut. Protes berlanjut melalui berbagai cara, termasuk di media sosial dengan gerakan hijau pink, gerakan 17+8, tagar #resetindonesia, tagar #wargajagawarga, dan seruan lainnya.
Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi, menyampaikan kekhawatiran atas spekulasi Presiden Prabowo Subianto mengenai adanya unsur makar, terorisme, serta keterlibatan pihak asing dalam kejadian tersebut. Klarifikasi dan investigasi yang mendalam diperlukan untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab, bagaimana operasinya berlangsung, serta tujuan politiknya. Tanpa kejelasan ini, masyarakat akan terus merasa cemas dan tak pasti, bahkan dapat memicu kemarahan lebih lanjut. Kejelasan atas kejadian tersebut diperlukan untuk menenangkan situasi dan mencegah eskalasi berlanjut.