15.8 C
New York

Pemerintah Harus Tingkatkan Rasio Tenaga Medis di Kloter dan Hotel Jemaah Haji

Published:

Pada hari ke-54 pelaksanaan ibadah haji, Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa jumlah jemaah yang wafat sebanyak 386 orang berdasarkan data dashboard Siskohatkes per 24 Juni 2025. Di sisi lain, terdapat 225.852 kunjungan rawat jalan oleh jemaah di Daerah Kerja Makkah dan Madinah hingga pukul 16.00 WAS pada hari yang sama. Tingginya jumlah kunjungan ini mengundang masukan dari jemaah terkait pelayanan kesehatan, terutama terkait kekurangan petugas dalam menghadapi jumlah jemaah yang dilayani.

Beberapa jemaah menyampaikan perhatian terhadap kekurangan tenaga medis di Pos Kesehatan. Mereka merasa bahwa hanya ada satu dokter dan satu perawat untuk melayani ratusan jemaah, terutama jemaah lanjut usia. Meskipun mereka memahami keterbatasan yang dihadapi oleh petugas kesehatan, pentingnya distribusi yang merata untuk memastikan pelayanan yang optimal juga menjadi sorotan.

Sejumlah petugas kesehatan bahkan harus mengampu dua hotel sekaligus karena jumlah tenaga kesehatan yang terbatas di lapangan. Skema pelayanan yang lebih berbasis hotel ketimbang kloter juga menyebabkan distribusi petugas tidak merata. dr. Ulin Nuha dari Kloter KJT 20 Jawa Barat mengusulkan penyesuaian formasi kloter guna memudahkan distribusi layanan kesehatan dan menekankan bahwa rasio petugas kesehatan ideal adalah satu dokter dan satu perawat untuk setiap 120–150 jemaah.

Usulan-usulan dari jemaah dan petugas ini diharapkan dapat membantu perbaikan layanan kesehatan selama ibadah haji. Evaluasi ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Aji Muhawarman, ST, MKM, menegaskan pentingnya pelayanan kesehatan yang memadai selama ibadah haji untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan bagi seluruh jemaah.

Source link

Related articles

Recent articles