15.8 C
New York

Pendampingan Empati Cegah Risiko Kesehatan Jiwa Jemaah Haji

Published:

Ibadah haji merupakan momen paling spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, tidak bisa disangkal bahwa perubahan lingkungan yang signifikan dan tekanan fisik serta mental yang datang dari serangkaian ibadah, terkadang tanpa didampingi keluarga, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jiwa pada jemaah. Menurut dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ, sebagian besar jemaah berisiko tinggi, dengan lebih dari setengahnya merupakan jemaah lanjut usia. Banyak dari mereka yang sudah rentan sebelumnya mengalami kesulitan adaptasi di tengah situasi yang penuh tekanan, terutama setelah menyelesaikan ibadah haji. Stres, gangguan penyesuaian, atau bahkan kondisi demensia ringan yang sudah ada sejak di Indonesia bisa memperburuk dalam bentuk gangguan tidur, kecemasan, atau gejala psikosomatis.

Pentingnya peran pendamping, mulai dari ketua regu hingga teman sekamar, sangatlah krusial. Mereka harus memberikan dukungan penuh secara pribadi yang tidak hanya cermat tapi juga penuh kesabaran. Masalah kesehatan jiwa yang dialami jemaah bisa berupa gangguan kognitif dan kecemasan, yang berdampak pada memori, pemikiran, dan perilaku. Dalam situasi yang asing dan penuh kebingungan selama ibadah haji, gejala tersebut bisa semakin memburuk. Jemaah bisa mengalami disorientasi atau kebingungan, membuat mereka rentan tersesat atau kesulitan melaksanakan ibadah dengan lancar. Oleh karena itu, pendamping yang sigap dan empatis sangatlah penting untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi jemaah.

Mendampingi jemaah dengan masalah kejiwaan bukan hanya tentang membantu fisik saja, seperti menuntun atau mengingatkan minum obat. Ini juga melibatkan aspek dukungan emosional dan psikologis yang mendalam. Kelima hal penting yang harus dipertimbangkan oleh pendamping yang mendampingi jemaah dengan masalah kesehatan jiwa adalah kesabaran, komunikasi empati, penggunaan bahasa yang mudah dipahami, menciptakan rutinitas, menunjukkan perilaku lembut, dan memberikan perhatian pada kebutuhan fisik.

Meskipun peran pendamping sangat penting, penting juga untuk bisa mengenali kapan harus mencari bantuan profesional. Pendamping juga harus menjaga kesehatan diri sendiri dengan istirahat yang cukup, asupan makanan yang baik, dan meminta bantuan jika merasa kewalahan. Informasi ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected].

Source link

Related articles

Recent articles