19.1 C
New York

NTT Prioritas Pemerintah: Reformasi Layanan Kesehatan

Published:

Pada tanggal 4 Juni 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan komitmennya untuk mempercepat transformasi sistem kesehatan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Fokus utamanya adalah pada peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan lanjutan. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, dalam acara koordinasi perencanaan pembangunan kesehatan di NTT, menyampaikan bahwa transformasi kesehatan harus mencakup aspek inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur semata. Rencana Induk Bidang Kesehatan 2025–2029 menetapkan ‘Kesehatan untuk Semua’ sebagai sasaran utama dalam menuju Indonesia Emas 2045.

Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) memiliki enam sasaran strategis, termasuk peningkatan gizi masyarakat, pengendalian penyakit, penguatan ketahanan kesehatan, layanan kesehatan yang adil, tata kelola yang efektif, dan teknologi kesehatan yang maju. NTT menjadi salah satu wilayah prioritas di mana strategi pembangunan kesehatan melibatkan peningkatan kualitas dan akses layanan kesehatan, eliminasi penyakit tropis seperti kusta dan rabies, percepatan penurunan stunting, serta penguatan SDM kesehatan.

Kendati demikian, realisasi dana non fisik kesehatan di NTT masih rendah, mencapai sekitar 59,7%. Dukungan pendanaan dari program Indonesia Health System Strengthening (IHSS) diharapkan dapat memperkuat layanan primer, rujukan, dan laboratorium di seluruh Indonesia, termasuk NTT. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2025 menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mempercepat peningkatan layanan kesehatan.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyambut baik arahan tersebut dan menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Ia juga memperhatikan pendekatan berbasis komunitas untuk menjangkau layanan kesehatan hingga ke pelosok dan mendorong partisipasi anggota keluarga dalam pemantauan kondisi kesehatan.

Gubernur Emanuel juga menyoroti pentingnya harmonisasi program dan penganggaran antara pusat dan daerah agar manfaatnya dirasakan hingga tingkat desa. Dengan demikian, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan transformasi kesehatan di NTT. Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem kesehatan yang kuat dari tingkat desa hingga pusat, dengan harapan dapat mengatasi berbagai tantangan kesehatan masyarakat.

**Seluruh informasi pada artikel ini diambil dari sumber asli dan disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)**

Source link

Related articles

Recent articles