Sebagai seorang tamu, penting untuk memahami bahwa ketika diundang oleh pihak yang lebih besar dan berpengalaman, seperti dalam haji di Tanah Suci, jemaah seharusnya datang dengan sikap yang rendah hati dan penuh kesadaran. Sebagai tamu Allah, jemaah diarahkan sebagai penerima layanan yang disediakan oleh Arab Saudi. Namun, masih banyak jemaah yang belum sepenuhnya memahami sistem pelayanan haji ini, menyebabkan keluhan dan kesalahpahaman yang tidak seharusnya terjadi. Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk memahami sistem pelayanan haji secara menyeluruh.
Dalam Islam, terdapat filosofi bahwa “tamu seperti mayit”, yang menggambarkan sikap tawadhu’ dan pasrah seorang tamu kepada tuan rumahnya. Arab Saudi telah mengimplementasikan sistem pelayanan berbasis syarikah untuk memberikan layanan haji yang lebih terstruktur dan profesional. Sistem ini melibatkan tiga entitas utama: Syarikah (perusahaan haji), Maktab (unit kerja administratif), dan Kafilah (tim teknis di lapangan). Dengan demikian, jemaah tidak perlu khawatir akan urusan logistik karena semuanya sudah diatur oleh tuan rumah.
Walau begitu, masih banyak keluhan yang muncul terutama di media sosial, yang sebagian besar bersifat parsial dan wajar terjadi dalam skala pelayanan jutaan jemaah. Petugas haji Indonesia hadir sebagai mitra strategis yang membantu menjembatani antara jemaah dan tuan rumah dalam menyelesaikan masalah. Sebagai tamu Allah, jemaah perlu melihat keseluruhan sistem pelayanan haji dengan sikap sabar dan keikhlasan, serta menjaga prasangka baik terhadap upaya tuan rumah untuk memberikan layanan terbaik kepada tamu Allah.
