Pada tanggal 20 Mei 2025, Tim Sanitasi dan Pengamanan Pangan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) melaporkan data real time mengenai suhu udara di Makkah dan Madinah yang mencapai kisaran 41 – 45 derajat celsius. Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi dengan kelembaban udara di bawah 30% dapat berdampak buruk pada kesehatan jemaah haji, seperti risiko dehidrasi dan kelelahan yang dapat memicu penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, gagal jantung, dan penyakit paru kronis.
Menyikapi tantangan cuaca ekstrem tersebut, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, MKM, mengingatkan para jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan mereka. Kondisi cuaca panas dapat memicu masalah kesehatan akut seperti heatstroke, dehidrasi berat, dan kelelahan ekstrem, serta memperburuk penyakit kronis yang ada. Data dari KKHI juga mencatat bahwa kasus penyakit terbanyak yang dirawat di kloter dan RS Arab Saudi adalah ISPA, hipertensi, dan myalgia.
Untuk menjaga kesehatan, dr. Imran menyarankan agar jemaah haji selalu memantau kondisi tubuh, menghindari aktifitas berlebihan saat di bawah terik matahari, menggunakan masker dan istirahat yang cukup. Minum air secara teratur meskipun tidak merasa haus juga penting untuk mencegah dehidrasi. Kabid Kesehatan tersebut juga menegaskan bahwa jemaah harus segera melaporkan jika merasa tidak sehat dan melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan haji atau pos kesehatan terdekat.
Informasi ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [jemail protected]