Imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam mencegah penyakit dan menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut dr. Prima Yosephine, MKM, Direktur Imunisasi, imunisasi adalah kunci dalam penguatan layanan kesehatan primer dan pengendalian kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum sepenuhnya menerima manfaat imunisasi. Oleh karena itu, Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025 menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi di setiap tahap kehidupan.
Tantangan dalam imunisasi termasuk jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi yang cukup tinggi, salah satunya di Indonesia. Beberapa faktor penyebabnya antara lain menolak imunisasi karena berbagai alasan, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat imunisasi, dan penyebaran hoaks terkait imunisasi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah meluncurkan inovasi Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) untuk meningkatkan cakupan imunisasi di seluruh pos layanan imunisasi.
Jadwal imunisasi rutin lengkap menjadi pedoman bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi sesuai rekomendasi. Ketua Pokja Imunisasi Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Hartono Gunardi, menekankan bahwa imunisasi adalah bagian dari empat pilar utama perkembangan optimal anak. Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Arif Fahrudin, juga menegaskan bahwa imunisasi sejalan dengan prinsip Islam yang berorientasi pada kemaslahatan dan pencegahan bahaya.
Peran media juga sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait imunisasi. Menurut Prima, media harus membantu menyebarkan informasi yang benar dan menangkal hoaks terkait imunisasi. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan media dapat menjaga cakupan imunisasi yang tinggi untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
