Mengutip laporan ANTARA, beberapa hari yang lalu, massa aksi berunjuk rasa di depan DPR RI terkait penolakan RUU TNI di Gerbang Pancasila. Aksi tersebut sempat memanas ketika ban bekas dibakar dan kaca pos pengamanan dipecahkan dengan batu dan kayu. Massa bahkan berhasil menjebol pagar pembatas kaca pos, dan mencoba membongkar besi pelindung menggunakan tali. Meskipun demikian, situasi akhirnya kembali kondusif dan aksi masih berlanjut dengan mahasiswa dan aliansi masyarakat yang terbagi di depan dan belakang gedung DPR RI. Mereka terus berorasi menuntut agar RUU TNI tidak disahkan oleh DPR. Sebelumnya, dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-15 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025, RUU TNI disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang oleh para peserta rapat, yang juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, seperti Menteri Pertahanan dan Panglima TNI. RUU TNI tersebut mengalami empat perubahan poin, termasuk mengenai kedudukan TNI di bawah presiden dan koordinasi strategi pertahanan dengan Kementerian Pertahanan. Demonstrasi tersebut tetap berlangsung kondusif dan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, dari mahasiswa hingga ibu-ibu. Kembali ke jurnalis utama Khaerul Izan, berita ini diedit oleh Alviansyah Pasaribu, dan hak cipta dilindungi oleh ANTARA pada tahun 2025.
