Peluang budidaya kurma di Indonesia semakin menarik perhatian dengan tingginya permintaan buah kurma. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor kurma dalam jumlah besar setiap tahunnya. Permintaan kurma di Indonesia terus meningkat, terutama menjelang bulan Ramadan, dengan impor stabil di kisaran puluhan ribu ton. Hal ini menciptakan peluang besar untuk pengembangan budidaya kurma lokal guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Indonesia memiliki wilayah potensial dan kondisi iklim yang mendukung pertumbuhan pohon kurma. Meskipun kurma biasanya tumbuh di daerah gurun beriklim kering, beberapa wilayah di Indonesia memiliki iklim mirip dengan habitat aslinya. Salah satunya adalah Provinsi Riau dan Lombok Utara (NTB) yang terbukti potensial untuk budidaya kurma. Namun, tantangan utama budidaya kurma di Indonesia adalah kelembapan tinggi dan curah hujan yang berbeda dengan habitat kurma asli.
Pemerintah Indonesia telah mulai mendukung pengembangan budidaya kurma sejak tahun 2006. Sejumlah asosiasi petani kurma juga telah dibentuk untuk memfasilitasi kerja sama dan pertukaran informasi di kalangan petani kurma. Selain itu, teknologi budidaya kurma di Indonesia semakin berkembang pesat berkat dukungan lembaga penelitian dan pemerintah daerah. Penyerbukan manual diperlukan untuk memastikan produksi buah, dan panen kurma umumnya dilakukan pada tahap ruthob.
Budidaya kurma di Indonesia telah membuktikan keberhasilannya dalam berbagai daerah, seperti Karo, Sumatera Utara, Lombok Utara, NTB, Pasuruan, Jawa Timur, dan Aceh Besar. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan inovasi, adaptasi, dan teknik pertanian yang tepat, kurma dapat tumbuh subur di Indonesia dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Harga jual kurma segar hasil budidaya lokal juga cukup tinggi, memberikan potensi pendapatan yang besar bagi para petani kurma di Indonesia.