5.1 C
New York

Emir Moeis Ajak Kader GPM Gelorakan Semangat Marhaenisme

Published:

loading…

Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Emir Moeis mengajak para kader GPM terus menggelorakan semangat marhaenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. FOTO/IST

JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Emir Moeis mengajak para kader GPM terus menggelorakan semangat marhaenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai marhaenisme harus ditanamkan kepada kaum muda, khususnya generasi Z agar tidak terputus dan terus berlanjut ke generasi berikutnya.

Marhaenisme adalah konsep yang dicetuskan oleh Soekarno. Pada perkembangannya, istilah Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil, termasuk petani dan buruh, yang hidupnya ditekan oleh orang-orang kaya dan penguasa, yaitu kaum borjuis atau kapitalis. Marhaenisme bertujuan untuk membebaskan rakyat kecil dari penindasan dan memperjuangkan keadilan sosial bagi mereka.

Emir Moeis menyampaikan ideologi Marhaenisme masih sangat relevan dengan kondisi saat ini karena permasalahan seperti kesenjangan sosial masih ada dan oligarki mulai muncul kembali. Menurutnya, tujuan mencapai masyarakat yang adil dan makmur masih merupakan perjalanan panjang.

“Saat ini sangat penting untuk dapat menggelorakan lagi semangat Marhaenisme, rasa cinta Tanah Air, dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai patokan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, khususnya pada generasi muda. Menurut saya masih banyak hal yang dilanggar, terutama dalam hal demokrasi dan keadilan sosial. Pancasila harus menjadi panutan dan jalan kompas untuk meluruskan kembali hal-hal yang menyimpang,” kata Emir Moeis dalam perayaan Dies Natalis ke-77 GPM di Gedung Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN) Jakarta, Sabtu (1/6/2024). Hadir juga dalam syukuran ulang tahun GPM Dewan Pembina GPM, William M Tutuarima, dan mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad.

Politikus senior PDI Perjuangan mengatakan, sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya paham tentang siapa Soekarno secara fisiknya saja, bukan ajarannya. Menurutnya, generasi muda saat ini tidak sama dengan generasi terdahulu yang bisa dikorelasikan dengan sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi-nya. Sudah saatnya lebih menekankan bahwa Marhaenisme adalah tentang antikemiskinan, antipenghisapan, dan antikapitalisme.

Emir Moeis mengatakan, saat ini kekecewaan pada oligarki sudah mulai muncul. Hal ini bisa menjadi momentum bagi kita pemuda Marhaenis bahwa hal tersebut tidak diperlukan lagi. Namun di satu sisi, pemuda Marhaenis harus tetap hati-hati dan waspada terhadap beberapa isu, seperti permainan atau perubahan undang-undang melalui Mahkamah Konstitusi (MK), di mana kepentingan tersebut bukan untuk kepentingan pembangunan nasional tetapi justru mengarah kepada kepentingan nepotisme.

“Karena apabila kita terus membiarkannya, akan menjadi hal yang berbahaya dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai pemuda Marhaenis harus bisa berkomentar kritis dan berjuang bersama sesuai dengan semangat kita yang dinamis dan revolusioner,” kata Emir Moeis.

(abd)

Source link

Related articles

Recent articles