loading…
Wapres Maruf Amin usai melepas jemaah haji Aceh di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Provinsi Aceh dikutip, Kamis (30/5/2024). FOTO/SETWAPRES
“Soal keterlambatan saya kira Kementerian Agama sudah menegur Garuda supaya jangan terlambat lagi. Dan Garuda sudah apa menyiapkan diri untuk terus memperbaiki ya,” kata Wapres usai melepas jemaah haji Aceh di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Provinsi Aceh dikutip, Kamis (30/5/2024).
Menurut Wapres, masalah teknis pemberangkatan jemaah haji beberapa kali terjadi. Karena itu, ia mengimbau khususnya maskapai Garuda Indonesia tidak lalai sehingga tidak terjadi keterlambatan lagi.
“Masalah-masalah teknis itu memang sering terjadi ya. Karena itu sudah diimbau, sehingga Garuda supaya jangan lalai, harus siap,” katanya.
Saat ini banyak jemaah haji lansia, sehingga jangan sampai harus menunggu berjam-jam untuk berangkat ke Tanah Suci. Mengingat, ketika tiba di Tanah Suci para jemaah masih harus melakukan ibadah yang cukup melelahkan.
“Karena ini masalah pemberangkatan pemberangkatan sejumlah banyak orang, banyak yang sudah tua. Jangan sampai kelelahan menunggu berjam-jam untuk terbang padahal di perjalanan juga panjang, di sana juga banyak, sehingga jangan sampai ditambah lagi dengan kelelahan untuk menunggu. Saya kira sudah ada prosesnya itu,” katanya.
Sementara dari catatan Kementerian Agama, pemberangkatan jemaah haji sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024. Hingga 26 Mei 2024, tercatat sudah ada 287 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan ke Tanah Suci. Garuda Indonesia memberangkatkan 152 kloter, sementara Saudia Airlines sebanyak 132 kloter.
Keterlambatan paling parah, dialami oleh jemaah haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan jemaah SOC-41. Ini merupakan kloter terakhir dari Embarkasi Donohudan yang berangkat pada gelombang pertama, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Keterlambatan SOC 42 juga berdampak pada perubahan jadwal SOC 43, bergeser hingga 17 jam dari rencana semula.
Selain itu, ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam. Sementara yang di atas dua jam, ada tujuh kloter.
(abd)