16.8 C
New York

Waspadai MERS-COV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta – Sehat Negeriku

Published:

Jakarta, 14 Mei 2024
Jemaah haji Indonesia perlu waspada terhadap penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome/MERS), yang disebabkan oleh Middle East respiratory syndrome Coronavirus (MERS-CoV). MERS-CoV telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan infeksi manusia dari unta tunggangan di beberapa negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.

Sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat. Gejala awal yang paling umum adalah demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa kasus juga mengalami diare dan mual atau muntah. Komplikasi serius dapat berupa pneumonia dan gagal ginjal.

Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M mengatakan bahwa jemaah haji yang merasakan demam atau tidak enak badan harus segera melaporkan kondisinya kepada Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

Farchanny menekankan pentingnya melapor kepada TKHI jika ada gejala yang mencurigakan. Jika setelah pemeriksaan oleh TKHI diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, jemaah akan dirujuk ke Pusat Kesehatan Haji di Makkah dan Madinah atau ke rumah sakit jika diperlukan.

Dalam pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan riwayat kontak jemaah dengan unta serta konsumsi produk-produk dari unta. Potensi penularan MERS-CoV terutama berasal dari hewan pembawa virus ke manusia, namun ada juga kemungkinan penularan dari manusia ke manusia.

Farchanny juga mengimbau agar jemaah haji selalu menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, dan menghindari kontak dengan unta. Dia menekankan pentingnya fokus pada ibadah dan menghindari eksposur yang berpotensi menularkan virus.

Koordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi dilakukan untuk memantau dan mencegah penularan MERS-CoV selama ibadah haji. Fasilitas kesehatan seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) juga telah dipersiapkan untuk menangani kasus MERS-CoV.

Pemantauan kesehatan dilakukan saat kepulangan jemaah haji ke Indonesia. Jemaah akan melalui skrining kesehatan di bandara debarkasi haji dan jika terdapat gejala yang mencurigakan, akan diisolasi dan dirujuk ke rumah sakit.

Edukasi tentang MERS-CoV dilakukan sejak pra-embarkasi haji dan di embarkasi haji. Penyuluhan dilakukan untuk mencegah penularan virus dan menjaga kesehatan jemaah haji selama di Tanah Suci.

Pemantauan kesehatan jemaah haji dilakukan selama dua kali masa inkubasi setelah kepulangan. Mereka juga diingatkan untuk tetap waspada dan segera memeriksakan diri jika menunjukkan gejala sakit.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, dan alamat email [email protected].

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid

Source link

Related articles

Recent articles