Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini menyatakan bahwa perlembagaan demokrasi di Indonesia masih membutuhkan evaluasi. Menurutnya, masyarakat terlalu f fokus pada personifikasi kepemimpinan dan perilaku politisi yang mengabaikan demokrasi sehat.
Dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan secara virtual oleh Universitas Paramadina dan LP3ES dengan tema “Masa Depan Demokrasi Indonesia di Masa Kepemimpinan Baru”, Prof Didik mengingatkan bahwa jika struktur demokrasi dan perilaku politisi seperti sekarang dipertahankan, Indonesia bisa terjerumus ke dalam kemunduran di masa mendatang.
Salah satu indikator kemunduran demokrasi di Indonesia adalah adanya lobi-lobi politik yang terjadi untuk pemerintahan mendatang. Politisi dan partai politik cenderung tidak memberikan perhatian pada prinsip check and balance dan malah lebih fokus pada kepentingan pemerintahan.
Selain faktor politisi dan partai politik, kemunduran demokrasi juga dipengaruhi oleh masyarakat yang terlalu percaya kepada satu pemimpin. Prof Didik mengingatkan pentingnya membangun sistem yang kuat untuk menghindari kembali terjerumus pada praktik demokrasi yang otoriter.
Ia juga menyoroti bahwa orang-orang dan kelompok yang berusaha membangun demokrasi yang lebih sehat dan rasional seringkali tidak mendapatkan dukungan. Sementara itu, kelompok intelektual yang berupaya memperbaiki demokrasi dengan cara yang elegan dan modern juga seringkali tidak didengarkan.
Dengan demikian, Prof Didik menyimpulkan bahwa perbaikan demokrasi di Indonesia memerlukan perubahan tidak hanya dari struktur dan perilaku politisi, tetapi juga dari masyarakat itu sendiri sebagai pendorong utama kemajuan demokrasi yang sehat dan berkeadilan.