Jakarta, 4 April 2024
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi arus mudik Lebaran tahun 2024. Sebanyak 15.705 fasilitas kesehatan disiapkan di 38 provinsi, terdiri dari 10.147 puskesmas, 3.186 rumah sakit, 352 Public Safety Center (PSC) 119, 51 balai karantina kesehatan (BKK), dan 1.569 Pos Pelayanan Kesehatan di sepanjang jalur mudik.
“Kementerian Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui dinas kesehatan untuk tetap mengaktifkan puskesmas dan rumah sakit di wilayah masing-masing dalam upaya penanganan rujukan dari pos kesehatan yang dibangun,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya saat melepas tim pemantauan mudik di kantor Kemenkes, Kamis (4/4).
Pemerintah memperkirakan 193,6 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Idulfitri 1445 H/2024 M. Angka ini meningkat dibandingkan dengan Idulfitri tahun 2023, yakni 123,8 juta orang.
Pemerintah juga memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada H-2 atau Senin, 8 April 2024, yang menandai awal cuti bersama, dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang atau 13,7%. Sementara itu, perkiraan puncak arus balik terjadi pada H+3 atau Minggu, 14 April 2024, dengan potensi pergerakan 41 juta orang atau sekitar 21,2%.
“Untuk menyikapi tingginya antusiasme masyarakat yang akan mudik, Kementerian Kesehatan bersama dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta lintas sektor terkait lainnya berkolaborasi dalam kesiapsiagaan mudik hari raya Idulfitri 1445 H, khususnya terkait pelayanan kesehatan di jalur-jalur padat yang dilalui oleh pemudik,” kata Dirjen Azhar.
Dr. Azhar melanjutkan, kolaborasi dan koordinasi di jajaran kementerian/lembaga, lintas program dan lintas sektor sangat diperlukan untuk pelaksanaan teknis di lapangan agar arus mudik/balik saat Hari Raya Idulfitri 1445 H dapat berjalan dengan aman, sehat, tertib, selamat, dan lancar. Hal ini sesuai dengan tema mudik yang diusung “Mudik Ceria Penuh Makna”.
Pos pelayanan kesehatan disiapkan di pintu keluar (exit) tol, tempat istirahat (rest area) yang terletak di jalur tol operasional, arteri atau jalur non-tol, tempat wisata, tempat ibadah, terminal, stasiun, bandara, dan penyeberangan pelabuhan.
Kemenkes menurunkan Tim Pemantauan Pos Kesehatan yang akan memantau di enam jalur, antara lain:
1) Jalur Jakarta–Bali melalui Jalan Tol Trans-Jawa
2) Jalur Jakarta–Jawa Barat–Jawa Tengah–DI Yogyakarta melalui jalur selatan
3) Jalur DI Yogyakarta–Banyuwangi melalui jalur selatan
4) Jalur Jakarta–Palembang melalui penyeberangan Merak–Bakauheni
5) Jalur Lampung–Padang
6) Jalur Aceh–Sumatra Utara–Riau
Dr. Azhar menjelaskan, pemeriksaan di semua pos kesehatan adalah gratis. Apabila diperlukan rujukan, pasien harus memiliki BPJS Kesehatan karena seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan, sementara kecelakaan lalu lintas ditanggung oleh Jasa Raharja.
“Semua layanan di pos kesehatan gratis, namun saat masuk ke rumah sakit dan sebagainya, rujukan diperlukan, dan kita harapkan pasien memiliki BPJS karena semuanya ditanggung oleh BPJS sesuai kerja sama yang telah ada, namun untuk kecelakaan lalu lintas ditanggung Jasa Raharja,” kata Dr. Azhar.
Pada kesempatan ini, Kemenkes juga mengadakan kegiatan mudik bersama yang diikuti oleh 800 peserta, terdiri dari pegawai dan keluarga, serta 27 bus. Setiap bus diawaki oleh 3 orang dengan kondisi kesehatan yang prima dan didampingi oleh 1 orang koordinator peserta mudik.
Guna menjamin keselamatan dan keamanan seluruh penumpang peserta mudik dan awak bus, Kemenkes telah melakukan pemeriksaan fisik, darah, dan urine bagi semua pengemudi dan kondektur.
Rute bus mudik antara lain meliputi Purworejo, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Lampung, Palembang, dan Padang.
Total 27 unit bus digunakan dalam kegiatan mudik bersama tahun 2024, terdiri dari 20 bus mudik dari Kemenkes, 2 bus mudik bantuan dari Bank Negara Indonesia (BNI), 2 bus mudik bantuan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), 2 bus mudik bantuan dari Bank Mandiri, dan 1 bus mudik bantuan dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Berita ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui nomor hotline Halo Kemenkes 1500-567, SMS 081281562620, dan alamat email [email protected]. (DJ)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid