Hasil skrining RSUD Tamansari pada 5 Maret 2024 saat kegiatan operasi katarak, mayoritas pasiennya merupakan perokok. Praktisi kesehatan masyarakat RSUD Tamansari Jakarta Barat dr. Ngabila Salama mengatakan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit katarak atau pengaburan lensa mata.
“Merokok banyak mengandung radikal bebas yang mempercepat kerusakan sel dan proses degeneratif atau penuaan termasuk lensa mata. Lensa mata jadi cepat keruh,” kata Ngabila yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Dari hasil skrining RSUD Tamansari pada 5 Maret 2024, mayoritas pasiennya merupakan perokok. Ngabila menyebut bahwa kandungan nikotin, karbonmonoksida, dan tar pada rokok meningkatkan stres oksidasi, selain itu tembakau juga mengandung logam berat seperti kadmium, timbal, dan tembaga yang menumpuk dalam lensa.
“Itu yang menyebabkan kerusakan secara langsung dan aldehida dan isosianat yang terbentuk dari sianida dapat mengubah struktur protein lensa yang menyebabkan terjadinya kekeruhan dalam lensa yang berdampak dalam pembentukan katarak,” ungkap Ngabila.
Selain merokok, ada juga sejumlah sebab lain terjadinya katarak. Pasien operasi katarak saat ini lebih muda dan cepat usia 20-40 tahun karena merokok, sering terkena sinar matahari langsung tanpa pelindung kacamata atau topi, atau payung. Hal ini ditambah dengan jarang mengonsumsi sayur dan buah yang fungsinya sebagai antioksidan untuk mencegah radikal bebas.
Sebanyak 41 orang berhasil menjalani operasi katarak pada kegiatan Bakti Sosial Katarak yang dilakukan RSUD Tamansari, Jakarta Barat.