22.9 C
New York

Fakta Baru Terungkap, Tentara Israel Membunuh Tiga Sandera Secara Fatal

Published:

Sebuah fakta baru terungkap dari hasil penyelidikan tewasnya tiga sandera yang merupakan warga Israel dalam sebuah penyergapan pada 10 Desember 2023 silam yang dilakukan tentara negara zion tersebut.

Berdasarkan laporan yang dibuat, Tentara Israel mengabaikan teriakan minta tolong dari para sandera dalam Bahasa Ibrani. Namun Tentara Israel menganggap hal itu sebagai upaya tipuan yang dilakukan Hamas agar mereka masuk ke dalam gedung di Distrik Shejaiya, Kota Gaza.

“Para tentara juga mendengar teriakan ‘sandera’ dalam bahasa Ibrani pada 10 Desember, namun menafsirkannya sebagai ‘upaya penipuan teroris’ oleh militan Hamas untuk memikat mereka ke dalam gedung di distrik Shejaiya di Kota Gaza,” menurut hasil penyelidikan tersebut yang diterbitkan, Kamis (28/12/2023) waktu setempat seperti dikutip Alarabiya.

“Para sandera kemungkinan juga melarikan diri dari gedung tersebut, dan pada tanggal 15 Desember tentara Israel menembak mereka setelah salah mengidentifikasi mereka sebagai ancaman,” kata penyelidikan.

Dalam peristiwa tersebut, dua sandera tewas di tempat. Sedangkan, sandera ketiga melarikan diri dan saat itu tentara diperintahkan menahan tembakan untuk mengidentifikasinya.

Masih menurut laporan tersebut, Komandan Tentara Israel sempat meminta sandera yang masih hidup untuk maju ke arah tentara.

Namun, dua tentara yang tidak mendengar perintah tersebut, karena kebisingan dari tank yang berada di dekatnya, malah menembak sandera tersebut hingga tewas.

Ketiga sandera yang ditembak tersebut, semuanya bertelanjang dada dan salah satunya membawa bendera putih. Pada 14 Desember 2023, sebuah drone tentara mengidentifikasi tanda-tanda ‘SOS’ dan ‘bantuan, tiga sandera’ di gedung dekat tempat ketiga sandera ditembak.

“Tentara ‘gagal dalam misinya menyelamatkan para sandera dalam peristiwa ini,'” kata Panglima militer Herzi Halevi dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan bersama dengan laporan penyelidikan.

Menurutnya, seharusnya peristiwa penembakan terhadap ketiga sandera tersebut bisa dicegah.

Setelah pembunuhan para sandera diumumkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan duka mendalam atas terjadinya peristiwa tersebut.

“Hal itu ‘menghancurkan hati saya’ dan ‘menghancurkan hati seluruh bangsa,” katanya.

Tiga sandera yang ditembak tentara Israel tersebut diidentifikasi bernama Yotam Haim, Alon Shamriz dan Samer El-Talalqa.

Pembunuhan terhadap ketiga sandera pria tersebut, memicu protes di Tel Aviv. Demonstran menuntut pihak yang berwenang membuat rencana baru untuk memulangkan 129 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Related articles

Recent articles