22.9 C
New York

PBNU Menyebut Efek Boikot Produk Israel Sudah Berdampak, Namun Belum Mampu Menghentikan Serangan di Gaza

Published:

Aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi mendukung gerakan Israel terus digaungkan sejumlah masyarakat. Gerakan boikot ini diharapkan dapat perhatian.

Hal ini disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebelumnya melalui Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, menyatakan tentang hukum dukungan terhadap perjuangan Palestina.

“Gerakan boikot cukup penting untuk dapatkan perhatian politik dan saya kira sekarang juga sudah terasa,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Yahya Cholil Staquf, di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Meski demikian, Yahya menyebut aksi boikot tidak cukup untuk menghentikan serangan Israel terhadap Palestina.

Pria yang karib disapa Gus Yahya ini menyebutkan, belakangan bukan hanya masyarakat yang kontra dengan Israel melakukan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel.

“Yang penentang Israel boikot produk Israel, yang pro Israel juga boikot yang pro Palestina,” kata Gus Yahya.

Bahkan, boikot terhadap produk-produk yang pro akan Palestina dilakukan oleh aktor-aktor besar. Bahkan production house yang biasa memproduksi film layar lebar.

“Boikot juga dilakukan aktor-aktor besar, seperti Disney, Sony Pictures boikot X. Karena X tayangkan postingan-postingan dari Gaza.

“Dan mereka boikot x dan cabut iklan dari x, mereka melakukan boikot. Nah ini artinya resiprokal, saling boikot. Kalau saling boikot jalan keluar nya apa?,” kata Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, untuk menghentikan perang serangan Israel terhadap Palestina, dengan aksi boikot tidak begitu efektif.

“Diperlukan jalan kelar yang masuk akal dan possible dan bukan cuma sekadar harapan, tapi betul-betul yang workable yang bisa dilakukan jalan keluarnya,” katanya.

“Serangan harus dihentikan segera, ini kita sampaikan terus menerus. Bukan cuma kita aja, tapi semua pihak di seluruh dunia, apalagi yang tergabung dalam R20 ini,” Gus Yahya menandaskan.

Related articles

Recent articles