25.5 C
New York

Kondisi Darurat di Rumah Sakit: Terjadi Kolaps, Pasien Tidak Terawat, dan Jasad Anak-anak Berhamburan

Published:

Suara.com – Kondisi rumah sakit dan pelayanan kesehatan di wilayah Gaza, Palestina nyaris lumpuh akibat gelombang pasien yang terus bertambah hingga detik ini. Sementara, persediaan obat dan perlengkapan medis sangat terbatas.

Salah seorang dokter ortopedi, Nidal Abed menuturkan, ia harus menghadapi berbagai situasi memilukan. Salah satunya ketika pasien harus menjalani operasi tanpa anestesi dan yang lebih menyedihkan lagi adalah melihat wajah-wajah pucat pasien yang menunggu giliran mereka.

Saat diwawancara oleh Associated Press, ia mengaku merawat siapa saja yang ia temui di lokasi tersebut baik yang berada di lantai, lorong RS, halaman hingga kamar pasien yang seharusnya memuat dua pasien dan kini harus digunakan lebih dari sepuluh pasien.

Pada salah satu video yang beredar di media sosial bahkan menunjukkan seorang pria yang membawa potongan tubuh anaknya ke rumah sakit. Ia berharap agar tubuh sang anak bisa dijahit kembali untuk kemudian dikuburkan secara layak.

Sementara, video lain menunjukkan seorang staf ambulance yang memerlihatkan jasad anak tidak utuh karena terkena serangan yang dilancarkan Israel.

Ia terus berusaha memanfaatkan apa pun yang bisa dia temukan dari sisa-sisa stok obat dan peralatan medis, termasuk menggunakan pakaian untuk perban, cuka sebagai antiseptik, dan bahkan jarum jahit untuk prosedur bedah, dikutip pada Rabu (25/10/2023).

Konflik antara milisi Hamas Palestina dan militer Israel sejak tanggal 7 Oktober lalu memberi dampak yang sangat memilukan, terutama kepada mereka warga sipil.

Warga sipil yang hanya menginginkan perdamaian jadi korban yang paling parah. Bahkan, akses rumah sakit kini sangat terbatas karena kekurangan pasokan air bersih, dan stok barang-barang dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi telah sangat terkuras.

Bahan bakar untuk generator rumah sakit juga telah habis, memaksa beberapa rumah sakit untuk menggunakan senter saat melakukan operasi.

Hal ini disebabkan karena Israel memutus jaringan listrik hingga internet ke wilayah itu. Dampaknya, para dokter kesulitan melakukan tugasnya.

Related articles

Recent articles